Minggu, 12 Agustus 2012


Bunda Maria dari Pontmain







Setiap tanggal 17 Januari, Gereja merayakan penampakan Bunda Maria di Pontmain, Perancis, yang terjadi pada tanggal yang sama di tahun 1875. Karena hadir membawa harapan di tengah berkecamuknya Perang Perancis-Prusia, Bunda Maria dari Pontmain dikenal pula sebagai Bunda Harapan (Our Lady of Hope).

Berikut adalah terjemahan dari artikel di sini.

Ringkasan

Di tengah berkecamuknya Perang Perancis-Prusia, Maria menampakkan diri di sebuah pertanian kepada siswa-siswa dari sekolah biara di dekat situ. Pean Maria dituliskan di atas sebuah spanduk yang terbentang dari kakinya: “Namun berdoalah anak-anakku. Allah akan mendengarkan kalian dalam waktu singkat. Puteraku mengizinkan Diri-Nya sendiri untuk tergugah oleh belas kasihan.”

Kronologi

17 Jan 1871 Eugene Barbedette (12) berjumpa dengan seorang wanita cantik yang melayang di udara di atas rumah seorang tetangga. Orang-orang dewasa yang berada di dekatnya tidak melihat apa-apa, namun ketika Francoise Richer (11), Jeanne-Marie Lebosse (9), dan Eugene Friteau (6) semuanya mengaku melihat seorang wanita, seorang biarawati yang ada dalam kerumunan, Suster Marie Edouard, lalu memimpin semua orang dalam doa.

17 Jan 1871 Prusia menghentikan gerak maju mereka melintas Perancis ketika sang komandan Prusia berjumpa dengan “Madonna yang tak terlihat yang menghalangi jalan”

10 Mei 1871 Sebuah perjanjian damai ditandatangani oleh Perancis dan Prusia.
2 Feb 1872 Mgr. Casimir Wicart, Uskup Laval, mendeklarasikan: “Kami menilai bahwa Maria Tak Bernoda, Bunda Allah, benar telah muncul pada tanggal 17 Januari 1871, kepada Eugene Barbedette, Yusuf Barbedette, Francoise Richer, dan Jeanne-Marie Lebosse, di dusun Pontmain.”

Paus Pius XI selanjutnya menegaskan keputusan sang uskup dan mengaruniakan sebuah Misa dan Liturgi yang tepat untuk Bunda Harapan dari Pontmain.

16 Jul 1932 Kardinal Pacelli, yang kemudian menjadi Paus Pius XII, mengesahkan sebuah dekrit dari para pemuka Basilika St. Petrus bahwa patung Bunda Harapan akan dihormati secara khidmat dengan sebuah mahkota emas.
24 Jul 1934 Patung Bunda Maria dimahkotai di hadapan uskup agung, para uskup, para imam dan kaum awam oleh Kardinal Verdier, Uskup Agung Paris


Pesan-pesan

Sebuah gulungan putih muncul di bawah kedua kaki sang wanita dan kata-kata emas mulai terbentuk di atasnya: “Namun berdoalah, anak-anakku”. Dalam frasa berikutnya, sebuah salib yang lebih besar muncul di kedua tangannya dan sebuah spanduk dengan nama Kristus tergantung di salib itu. Namun kalimat lain muncul di gulungan itu: “Allah akan segera mengabulkan permohonan kalian.” Dalam frasa terakhir, sebuah kalimat ketiga muncul di gulungan, “Puteraku mengizinkan Diri-Nya untuk tergugah.”

Deskripsi Sang Perawan

Bunda Maria mengenakan jubah biru bersulam sejumlah bintang emas. Di kepalanya, kerudung hitam dengan sebuah mahkota emas, dan di kakinya, sepatu biru dengan pita emas. Sang Perempuan jangkung dan cantik dan terlihat berusia sekitar 18 tahun; “senyum manis tak terlukiskan tersungging di sekitar mulutnya.” Ketika salib dengan Kristus terlihat di kedua tangannya, Yosef Barbedette teringat kembali bahwa “wajahnya ditandai dengan kesedihan yang mendalam … gemetar bibirnya di sudut mulutnya menunjukkan perasaan yang mendalam … Namun tidak ada air mata yang mengalir di pipinya.”

Penampakan itu pada awalnya diam tak bergerak selama dua jam pertama. Setelah Rosario mulai didoakan, sebuah salib kecil berwarna merah muncul di atas jantung dan bingkai oval berwarna biru dengan empat lilin muncul di sekelilingnya sementara bintang-bintang di jubahnya terlihat bertambah banyak. Ketika Magnificat didoakan, dia mengangkat kedua tangannya dengan telapak tangan sebelah luar dalam sebuah sikap yang melindungi. Lilin-lilin dalam bingkai oval itu diterangi oleh sebuah bintang, dan ketika Sang Perempuan menurunkan kedua tangannya, dua salib putih muncul di kedua bahunya. Ketika pastor paroki memulai doa-doanya, sebuah kerudung putih muncul dari bawah kakinya dan menutupinya sampai dia menghilang.

Mujizat dan Tanda

Pada jam 5:30 di malam penampakan kepada anak-anak itu, tentara Prusia menghentikan gerak maju mereka melintas Perancis ketika sang komandan Prusia mengaku telah melihat gambar Sang Perempuan di langit. Jenderal Schmidt melaporkan: “Kami tidak bisa pergi lebih jauh. Di sebelah sana, di arah Brittany, ada Madonna yang tak terlihat yang menghalangi jalan.” Sebuah perjanjian damai antara Perancis dan Prusia ditandatangani sebelas hari kemudian. Semua tentara dari Pontmain pulang tanpa terluka.

Persetujuan Gereja

Mgr. Casimir Wicart, Uskup Laval, segera meminta sebuah penyelidikan rinci setelah peristiwa-peristiwa itu terjadi dan setelah datang secara pribadi ke Pontmain untuk menanyai orang-orang. Selanjutnya terjadilah penyidikan-penyidikan dan pertanyaan-pertanyaan lainnya, namun pada tanggal 2 Februari 1872, melalui suatu tindakan kanonik yang sangat pasti, sang uskup memberikan keputusannya. Dia mengakui keotentikan penampakan tersebut, menyetujui penghormatan Bunda Harapan dari Pontmain dan menyerukan pembangunan tempat suci.

Beliau mendeklarasikan: “Kami menilai bahwa Maria Tak Bernoda, Bunda Allah, benar telah muncul pada tanggal 17 Januari 1871, kepada Eugene Barbedette, Yosef Barbedette, Francoise Richer, dan Jeanne-Marie Lebosse, di dusun Pontmain.” Paus Pius XI memberikan keputusan akhir berkaitan dengan misa dan liturgi guna menghormati Bunda Harapan dari Pontmain.


Sumber : perawanmaria.wordpress.com


Tidak ada komentar: