Senin, 19 Desember 2016

PENGAJARAN YESUS TENTANG DOA




Demi Allah, singkirkanlah standar dalam doa-doa kalian. Sungguh ada sebagian orang yang membuang berjam-jam lamanya mendaraskan suatu monolog hanya dengan bibir mereka dan yang sungguh adalah suatu percakapan seorang diri sebab bahkan para malaikat pelindung tidak mendengarkannya; suatu kebisingan sia-sia hingga para malaikat pelindung menjadi tenggelam dalam doa khusuk untuk orang-orang bodoh yang mereka lindungi, dalam suatu upaya untuk menemukan cara mengatasinya. Sesungguhnya ada sebagian orang yang tak hendak melewatkan jam-jam itu dengan suatu cara yang lain, bahkan meski Allah menampakkan diri kepada mereka dengan berkata: 'Keselamatan dunia tergantung padamu untuk meninggalkan pembicaraan yang tanpa jiwa macam itu dan pergi, katakan saja, sekedar menimba air dari sumur dan menyiramkannya ke atas tanah demi Aku dan demi sesamamu.' Sungguh ada banyak orang yang percaya bahwa monolog mereka terlebih penting dari kebaikan menyambut seorang tamu atau belas-kasihan dalam menolong seorang yang membutuhkan. Mereka adalah jiwa-jiwa yang telah jatuh ke dalam berhala doa. 

Doa adalah suatu tindak kasih. Dan orang dapat mengasihi dengan berdoa atau merawat keluarga, mengurbankan seekor anak domba atau mengurbankan keinginan diri, bahkan keinginan jujur untuk memusatkan diri pada Tuhan. Cukuplah bagimu untuk memenuhi keseluruhan dirimu dan keseluruhan perbuatanmu dengan kasih. Janganlah takut! Bapa melihat, memahami, mendengarkan, mengabulkan. Betapa banyak rahmat dianugerahkan untuk satu desahan kasih yang sempurna sejati! Betapa banyak kekayaan memanggang roti, bermeditasi atau menolong seorang sakit, berziarah ke Bait Allah atauuntuk suatu kurban akrab yang dilakukan dengan kasih. Janganlah seperti orang-orang bukan Yahudi. Allah tidak perlu diberitahu mengenai apa yang harus Ia lakukan untuk keperluanmu. Orang-orang kafir mungkin memberi tahu berhala-berhala mereka, yang tak dapat mengerti. Tapi kalian tak dapat mendikte Allah, Allah Rohani Sejati, Yang bukan saja Allah dan Raja, melainkan juga Bapa-mu dan tahu apa yang kamu butuhkan, bahkan sebelum kamu memintanya.

Mintalah dan akan diberikan kepadamu, carilah dan kamu akan mendapatkan, ketuklah dan akan dibukakan bagimu. Sebab barangsiapa meminta, akan menerima, barangsiapa mencari, akan mendapatkan dan akan dibukakan bagi barangsiapa yang mengetuk. Ketika anakmu mengulurkan tangan kecilnya padamu dengan berkata: 'Ayah, aku lapar' apakah mungkin kamu memberinya batu? Akankah kamu memberinya ular apabila dia minta ikan? Tidak, kamu akan memberinya roti dan ikan, dan di samping itu membelai dan memberkatinya, sebab adalah suatu kebahagian bagi seorang ayah untuk memberi makan anaknya dan melihat senyum gembiranya. Oleh karenanya, jika kamu, yang hatinya tidak sempurna, dapat memberikan yang baik kepada anak-anakmu, karena kasih alami yang biasa juga terdapat pada binatang terhadap keturunannya, betapa terlebih lagi Bapa-mu, yang di Surga, akan menganugerahkan kepada mereka yang meminta kepada-Nya apa yang baik dan perlu bagi kesejahteraan mereka. Janganlah takut meminta dan janganlah takut tidak menerima!

Akan tetapi, Aku hendak memperingatkan kalian terhadap suatu kesalahan yang mudah dilakukan: janganlah bersikap seperti mereka yang lemah dalam iman mereka dan dalam kasih mereka. Juga di antara orang-orang percaya ada orang-orang kafir yang agama miskinnya merupakan campuran antara takhayul dan iman; suatu bangunan yang rusak, ke dalam mana segala macam tanam-tanaman parasit telah tumbuh, begitu hebat hingga bangunan itu runtuh berkeping-keping, dan mereka, sebab mereka lemah dan kafir, merasa iman mereka sekarat apabila mereka tidak didengarkan.

Kalian meminta. Dan kalian pikir adalah adil untuk meminta. Dan untuk saat tertentu itu suatu berkat tertentu mungkin baik. Tapi hidup tidak berakhir pada saat itu. Dan apa yang baik hari ini mungkin tidak baik esok hari. Kamu tidak tahu itu, sebab kamu tahu hanya masa sekarang, dan itu adalah rahmat Allah, juga. Tapi Allah tahu juga masa mendatang. Dan Allah demi menyelamatkanmu dari kesusahan yang lebih besar tidak mendengarkan doa-doamu.

Sepanjang tahun-Ku di hadapan umum lebih dari satu kali Aku mendengar hati yang menggerutu: 'Jadi, betapa banyak aku menderita, apabila Allah tidak mendengarkanku. Tapi sekarang aku katakan: "Adalah lebih baik begitu, sebab berkat itu akan telah menghalangiku dari mencapai saat Allah ini."' Aku mendengar yang lain mengatakan pada-Ku: 'Mengapakah, Tuhan, Engkau tidak mendengarkanku? Engkau memberikannya pada semua orang tapi tidak padaku?' Dan meski Aku kasihan melihat mereka menderita, Aku harus mengatakan: 'Aku tak dapat', sebab mendengarkan mereka akan berarti menghindarkan mereka dari terbang ke hidup sempurna.

Juga Bapa terkadang mengatakan: "Aku tak dapat.' Bukan sebab Ia tak dapat memuaskan permohonan dengan segera, melainkan sebab Ia tak hendak memuaskannya mengingat konsekuensi di masa mendatang. Dengarkanlah. Seorang anak menderita akibat gangguan usus. Ibunya memanggil seorang dokter dan si dokter mengatakan: 'Dia harus berpuasa supaya sembuh.' Si ibu, yang selalu merasa iba, menggabungkan diri dengan anaknya dalam gerutu. Dia pikir bahwa perintah dokter terlalu keras dan kejam. Dia merasa bahwa puasa seperti itu dan menangis dapat mencelakakan anaknya. Tapi si dokter adalah seorang yang keras. Akhirnya si dokter berkata: 'Perempuan, aku tahu, tapi kau tidak. Apakah kau ingin kehilangan anakmu atau kau ingin aku menyelamatkannya?' Si ibu berteriak: 'Aku ingin dia hidup.' 'Jika demikian,' kata si dokter 'aku tak dapat membiarkannya menyantap makanan. Itu akan membunuhnya.' Juga Bapa terkadang berkata demikian. Kalian adalah para ibu yang beriba hati terhadap egomu sendiri; kalian tak hendak mendengarnya menangis sebab berkat-berkat tertentu tidak dikabulkan. Tapi Allah berkata: 'Aku tak dapat. Itu akan mencelakaimu.' Harinya akan datang, atau kekekalan akan datang, ketika kau akan berkata: 'Terima kasih, Allah-ku, sebab tidak mendengarkan kebodohanku!'

Sumber : http://yesaya.indocell.net/



WONDERFUL INDONESIA


Borobudur Temple-Jawa Tengah, Indonesia 

Prambanan Temple-Jawa Tengah, Indonesia 

Raja Ampat-Papua Barat, Indonesia 

Rammang Maros-Sulawesi, Indonesia 

Bromo Mountain-Jawa Timur, Indonesia 

Pekalen-Jawa Timur, Indonesia 

Conservation Of Sibolangit-Sumatera Utara, Indonesia 

Crater Lake Of Rinjani-NTB, Indonesia 

Waterfall of Lembah Anai-Sumatera Barat, Indonesia 

Beras Basah Island-Kalimantan Timur, Indonesia 

Image result for Labuan Cermin Lake-Kalimantan Timur-Indonesia
Labuan Cermin Lake-Kalimantan Timur-Indonesia

Pancur Aji Sanggau Waterfall-Kalimantan Barat-Indonesia

Banda Island-Maluku Tengah-Indonesia

Marine Park of Bunaken-Sulawesi Utara-Indonesia


Embeh Island-Sulawesi Utara-Indonesia


Beratan Bedugul Lake-Bali-Indonesia

Tanah Lot-Bali-Indonesia


Tanjung Tinggi Beach-Belitung-Indonesia

Minggu, 13 November 2016


Konsep Pendidikan Romo Mangun: 
Perhatian adalah Kunci




Gagasan Romo Mangun perihal pendidikan dasar tidak berhenti sebagai sebuah konsep yang disimpan di dalam laci. Tahun 1994, dia mewujudkannya dalam sebuah sekolah dasar eksperimental di Desa Mangunan Berbah Sleman, Yogyakarta. Di sekolah ini semua konsepnya dituangkan dan dialirkan. Episentrumnya adalah dinamika. Jantung dari dinamika adalah eksperimen.

Karena jantungnya adalah eksperimen maka idealnya dibutuhkan orang-orang yang tidak biasa yang bisa menjaga jantung itu terus berdetak ideal. Di sinilah letak ‘kesusahan’ mengidealkan realisasi konsep ini. Kesusahan dalam menghadirkan sosok guru fotokopian-nya Romo Mangun atau yang mendekatinya.

Romo Mangun adalah seorang guru. Dia guru bertipe arsitek, bukan bertipe tukang. Guru bertipe tukang adalah mereka yang hanya menyelesaikan tugas menurut perintah tugas dan tidak tertarik meluangkan waktu dan energi melampaui batas perintah yang diterima. Sedangkan guru bertipe arsitek adalah manusia pembelajar yang tidak cuma menjalankan tugas yang diperintah melainkan memiliki semangat volunter yang senang gembira memberikan waktu dan enerjinya melebihi dari tugas dan kewajibannya, serta berkemampuan dan berkemauan mendesain kreativitas.

Sesungguhnya seluruh konsep Romo Mangun sudah jelas dan siap. Rumusannya terang benderang disampaikan dalam kalimat-kalimat yang mengalir, mudah dibaca, mudah dipahami. Tidak perlu tafsir, yang diperlukan adalah orang yang punya kemauan, kemampuan, dan semangat, dan paling penting kesabaran dalam berproses melaksanakan.

Guru yang Suka dan Antusias Meminjam Pengalaman Orang Lain

Konsep Romo Mangun memerlukan guru yang piawai memicu dan memacu potensi murid. Guru yang produktif menghadirkan sebanyak-banyaknya pengalaman bagi siswa. Sebab itu guru yang pas mengemban konsep Romo Mangun haruslah yang suka dan antusias meminjam pengalaman orang lain. Banyak cara meminjam pengalaman orang lain. Bisa melalui dialog, diskusi bilateral ataupun berkelompok, membaca buku, membaca surat kabar, menonton pameran, menonton televisi, mendengar radio, dan menyimak sosial media, bahkan membaca sobekan surat kabar bekas. Sebagai contoh inspiratif, Raudal Tanjung Banua, bisa tumbuh berkembang sebagai salah seorang penulis produktif Indonesia salah satunya pemicunya karena ketika masa kecil membaca sobekan surat kabar bekas yang menjadi bungkus ikan asin belanjaan ibunya.

Tatkala guru mendorong siswanya suka bertanya tentulah sang guru harus suka bertanya pula. Ketika guru mengevokasi siswa supaya ketagihan bereksperimen tentu sang guru harus tebal pula minatnya bereksperimen, imajinasinya lebar dan menjulang, ide-ide liarnya melimpah ruah. Suka bertanya, minat bereksperimen, dan imajinasi yang menjulang melimpah ruah itu hanya bisa diperoleh jika banyak meminjam pengalaman orang lain.

Dalam berbagai ruang dan waktu, baik sebagai ucapan di seminar atau saat diwawancarai maupun di dalam tulisannya, Romo Mangun selalu bergairah membahanakan konsepnya. Romo Mangun menggariskan sejumlah poin besar konsep pendidikannya. Semua poin itu mengonfirmasi bahwa ‘yang dibutuhkan adalah guru yang tidak biasa’.

Poin Pertama: Eksploratif, Kreatif dan Integral

Menurut Romo Mangun, ada 3 hal yang ingin ditumbuh kembangkan dalam diri anak, yakni eksploratif, kreatif, dan integral. Dengan memiliki jiwa eksploratif, anak diharapkan jadi serba mencari dan suka bertanya. Sedangkan kreativitas membuat anak suka menciptakan hal-hal baru, lebih bermutu, dan lebih berguna.

Demikian pula dengan integral. Mereka diajari bahwa hidup itu kompleks, sehingga anak mampu melihat dan menghadapi berbagai macam segi kehidupan secara utuh-terpadu. Mampu menimbang berbagai alternatif penyelesaian soal yang menantang, dan mampu memilih jalan yang paling dapat dipertanggungjawabkan oleh hati nurani.

Eksploratif, kreatif, dan integral memerlukan guru yang terbiasa dan bisa menghadirkan sebanyak-banyaknya pengalaman bagi siswa. Berbagai kegiatan dalam segala bentuknya dan variasi eksperimen yang layak menjadi arena ‘mengalami’ buat siswa. Dasar segala pendidikan yang sejati selalu mulai berpijak pada pengalaman/penghayatan khas si anak (yang tidak pernah dan tidak mungkin seragam) yang diarahkan lewat pengalaman/penghayatan pribadi juga dari si anak. Bukan dari luar, juga bukan dari apa yang dimaui orang tua, guru, maupun masyarakat bahkan pemerintah sekalipun.

Poin Kedua: Emansipasi

Dalam sebuah tulisannya, Romo Mangun menjabarkan bahwa, mandiri, utuh, dalam bahasa pendidikan: manusia yang beremansipasi dan teremansipasi, itulah tujuan pengajaran dan pendidikan. Manusia yang beremansipasi adalah manusia yang integral, mampu mengolah kesulitan-kesulitan pribadi, mengalahkan kebimbangan, ketakutan, rasa minder, rasa tidak berdaya, depresi, dan lain sebagainya. Juga yang sudah mampu mengatasi fase membeo, meniru-niru, dan menghafalkan belaka, keterasingan terhadap diri sendiri sampai sanggup menemukan jati dirinya.

Jadi kritis tanpa apatis atau skeptis, bersikap terbuka dan positif menerima diri serta lingkungan seperti apa adanya, baik yang positif maupun negatif, namun tidak takut memperbaiki yang dapat diperbaiki: yang mampu mengolah kekuatan-kekuatan maupun kelemahan-kelemahan dirinya, dan berani mencari jalannya sendiri; mekar atas kemekarannya sendiri. Yang tidak mandeg pada fase ini harus! Itu dilarang! Tetapi tahu skala kewajiban dan hak, dengan nuansa-nuansa banyak seperti yang sebaiknya, yang seyogyanya, yang pantas, yang sukarela, yang berkorban, yang mencinta dan sebaginya. Pendek kata, berhasil mencapai suatu derajat kepribadian dan kedewasaan yang optimal.

Dia mengonfirmasi, emansipasi dicapai lewat proses-proses pertumbuhan dan pengembangan opsi-opsi dwitunggal: proses eksplorasi dan proses kreativitas. Jadi lewat praksis (by doing) yang dibantu oleh pengembangan motoris, kognitif, afektif, moral, sosial oleh diri sendiri-sendiri maupun guru atau pembimbing.

Bagaimana kita menghubungkan dunia pengalaman anak kepada tujuan emansipatorik tadi lewat proses-proses eksploratif dan kreatif, justru itulah tugas pendidikan dan pengajaran.

Ada lima tiang utama pengajaran dan pendidikan yang mendukung proses-proses eksploratif dan kreatif menuju ke tujuan manusia utuh.

Pengolahan dan pengembangan kemampuan berbahasa dialogis.

Pemerkayaan lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat),

Pertumbuhan selaras antara prakarsa bebas dari anaka dan tawaran dari guru yang memupuk prakarsa si anak itu,

Sarana-sarana dorongan untuk bereksperimen ekploratif,

Sarana-sarana dorongan untuk berimajinasi kreatif.

Poin Ketiga: Sekolah Bukan untuk Kompetisi

Tetapi Saling Bekerja Sama Sebuah prinsip yang dianut Romo Mangun tidak mengizinkan sistem rangking. Dia mengatakan, “Rangking pada dasarnya kan kompetisi. Nah kompetisi itu sendiri adalah infiltrasi (campur tangan) dari dunia pabrik dan bisinis, yang tidak boleh masuk dalam dunia pendidikan. Karena yang dikenal dalam dunia pendidikan adalah solidaritas, yang lebih cepat membantu yang lambat.”

Poin Keempat: Jangan Abaikan Kodrat Anak, Suasana Gaduh adalah Bagian dari Kodratnya

Romo Mangun menerangkan, “Semua kondisi ini sengaja dicipta dan dibudayakan. Karena pada dasarnya anak hanya bisa belajar dengan baik bila berada di dalam dunia anak. Seperti padi yang hanya bisa tumbuh di tanah basah, demikian pula anak-anak. Mereka harus ditempatkan dalam lingkungan yang suasananya sesuai dengan kodrat mereka. Metodologi penerapan proses belajar mengajar lebih difokuskan pada visi semangat pendidikan dasar, yakni demi kepentingan murid.”

Pendidikan matematika yang abstrak diberikan secara kongkrit, sesuai kehidupan nyata. Dengan demikian, anak tahu untuk apa dia belajar. Demikian juga pelajaran olahraga. “Yang ditekankan di sini adalah prinsip fair play pada anak, kerjasama, dan bergembira dengan teman-temannya, serta gerak badan agar sehat. Anak bermain tidak untuk menang, tetapi untuk menang secara indah, elegan. Kalau lawan memang lebih baik, kita harus mengakui, bukan bermain curang supaya menang. Guru tidak mengajari berapa ukuran lapangan sepakbola, misalnya. Karena, untuk anak, ukuran lapangan sepakbola bisa seluas lapangan terbang, bisa seluas petak sawah. Kalaupun dia mau tahu ukuran menurut aturan, bisa dilihat di buku. Jadi tidak perlu dihafal.”

Poin Kelima: Tidak Ada Anak yang Bodoh

Dalam sebuah wawancara, Romo Mangun menyatakan, “Anggapan masyarakat kita kan bahwa anak yang bertanya itu anak yang bodoh. Padahal tidak. Karena sebenarnya tidak ada anak yang bodoh. Saya berpegang kepada pendapat Socrates, bahwa setiap manusia itu sudah hamil dengan kebenaran. Guru, kami, dan semua orang tua hanya bidan. Yang melahirkan dengan kebenaran adalah si anak itu sendiri. Sejak lahir, anak sudah disertai dengan seorang maha guru. Siapa dia? Ya, anak itu sendiri. Kalau kita mencekik potensi kebenaran yang ada dalam diri anak, ya tentu saja dia disebut bodoh.”

Poin Keenam: Perhatian adalah Anak Kunci

Dalam tulisan yang lain, Romo Mangun menegaskan: menyerambahi dan menyusup ke dalam seluruh semuanya di atas, dan yang merupakan anak kunci keberhasilan pengajaran dan pendidikan sejati selalulah satu ini: perHATIan (kata akar: hati; concern) si anak itu sendiri. Di mana ada perhatian, di situ ada proses belajar dan pertumbuhan serta perkembangan.

Di mana tidak ada perhatian, di situ pun tidak terjadi suatu proses belajar, tidak ada unsur eksplorasi maupun kreativitas, walaupun mungkin disebut ‘tahu banyak’. (Adagium Roma kuno: non multa sed multum= bukan onggokan tahu serba banyak, tetapi pendalaman).

Maka kita sampai pada perbedaan antara belajar secara dangkal atau seolah-olah belajar, dan belajar secara fundamental yang menuju ke pemahaman inti suatu perkara atau seluk-beluk maupun struktur persoalan atau dengan istilah lain: memegang/menguasai secara mental (lihat perbedaan begreifen = menangkap dan verstehen=memahami)

Belajar dangkal misalnya adalah penghafalan seperti beo atau tahu ini tahu itu karena terampil dilatih di-dril seperti binatang sirkus; jadi belajar sebagai akibat reaktif dari stimulans luar, seperti: takut dimarahi, takut tidak lulus, takut kalah atau karena sedang trendy atau mode.

Belajar fundamental tidak hanya menangkap, melainkan juga memahami struktur, seluk-beluk dan hukum-hukum di balik suatu perkara, yang datang dari sikap penuh perHATIan: jadi memasukkan perkara yang bersangkutan ke dan di dalam hati, dengan pengertian hukum-hukumnya berlaku. (misalnya, pemahaman mengapa ikan paus itu bukan ikan melainkan binatang menyusui, walaupun berbentuk ikan, dan mengapa berbentuk ikan).

Belajar secara dangkal datang dari model belajar statis. Geraknya datang dari luar diri. Sedangkan model belajar fundamental selalu dinamis berkat dinamika intern di dalam Si Siswa itu sendiri yang memang didorong oleh pembimbing, akan tetapi ‘mesinnya’ ada dalam diri si siswa. Itu sekali lagi, hanya mungkin jika di dalam siswa ada perhatian terhadap perkara yang dipelajari; yang kemudian menggerakkan dinamika eksplorasinya dan yang bermuara ke dalam kreativitas si anak Romo Mangunwijaya salah seorang pemikir dunia pendidikan Indonesia.

Garis prinsip Romo Mangun jelas dan tegas, sebagaimana selalu diujarkannya, “Guru bukan pawang, apalagi birokrat. Dia adalah bapak, ibu, kakak, abang, sahabat, dan mitra murid.”

Tidak mudah menjadi guru seperti digariskan Romo Mangun ini, perlu kesabaran, kesabaran yang riang, perlu rendah hati, egaliter. Perlu banyak membaca. Dalam konsep Romo Mangun, membaca adalah panglima. Mensyaratkan guru yang bukan sekadar suka membaca, tetapi yang ketagihan dan rakus membaca, yang membaca baginya adalah sebuah kebahagiaan.

Dia akan mendorong muridnya pula sampai level membaca adalah sebuah kebahagiaan. Romo Mangun itu ketagihan membaca. Membaca membuatnya tampak selalu ‘berisi’ dan mengejutkan. Membaca berfungsi mengasah dan mengasuh imajinasi agar selalu berbuah mengejutkan. Seperti desain peralatan belajar karya Romo Mangun, bisa berfungsi jadi bangku, di lain waktu bisa juga difungsikan jadi podium.**


Sumber : http://indonesia.ucanews.com/2016/11/09/konsep-pendidikan-romo-mangun-perhatian-adalah-kunci/



WONDERFUL INDONESIA


Borobudur Temple-Jawa Tengah, Indonesia 

Prambanan Temple-Jawa Tengah, Indonesia 

Raja Ampat-Papua Barat, Indonesia 

Rammang Maros-Sulawesi, Indonesia 

Bromo Mountain-Jawa Timur, Indonesia 

Pekalen-Jawa Timur, Indonesia 

Conservation Of Sibolangit-Sumatera Utara, Indonesia 

Crater Lake Of Rinjani-NTB, Indonesia 

Waterfall of Lembah Anai-Sumatera Barat, Indonesia 

Beras Basah Island-Kalimantan Timur, Indonesia 

Image result for Labuan Cermin Lake-Kalimantan Timur-Indonesia
Labuan Cermin Lake-Kalimantan Timur-Indonesia

Pancur Aji Sanggau Waterfall-Kalimantan Barat-Indonesia

Banda Island-Maluku Tengah-Indonesia

Marine Park of Bunaken-Sulawesi Utara-Indonesia


Embeh Island-Sulawesi Utara-Indonesia


Beratan Bedugul Lake-Bali-Indonesia

Tanah Lot-Bali-Indonesia


Tanjung Tinggi Beach-Belitung-Indonesia


Kamis, 27 Oktober 2016

Pertolonganku ialah dari Tuhan





“Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolongan bagiku? Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi!” (Mzm 121:1-2). Demikian sepetik kutipan Mazmur hari ini. Kubiarkan perkataan itu meresap ke dalam jiwaku.Pertolonganku adalah dari Tuhan yang menciptakan langit dan bumi… Betapa perkataan ini sungguh menghibur dan menambahkan pengharapan kepada kita. Sebab jika Allah yang menciptakan segala sesuatu itu menolong kita, tentulah kita tidak perlu cemas dan takut untuk menghadapi apapun, entah itu kesusahan, penyakit ataupun berbagai masalah lainnya. Sebab bukankah Tuhan mengatasi semuanya itu?

Tuhan memang adalah harapan dan Penolong bagi kita. Namun Ia menghendaki agar kita berdoa dan memohon kepada-Nya agar kita memperoleh pertolongan-Nya itu. Tuhan menghendaki agar kita tidak bosan dan jemu untuk berdoa, sebagaimana kita dengar dari bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini. Belajar dari kisah Musa yang yang ditopang oleh Harun dan Hur, demikian pula, kalau kita menjadi lelah berdoa, marilah kita meminta dukungan dari sahabat-sahabat kita. Sering terjadi, Tuhan memberikan banyak rahmat-Nya di saat-saat kita mengalami kesusahan, dan tak jarang, juga melalui perhatian, bantuan dan doa-doa dari saudara-saudara seiman. Rahmat Tuhan ini bahkan lebih berharga daripada hal-hal yang kita minta.

St. Alfonsus Liguori mengajarkan, “Tuhan mau memberikan kepada kita rahmat-Nya, tetapi Ia juga menghendaki kita untuk memintanya. Suatu hari Yesus berkata kepada para murid-Nya: ‘Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah dan kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu’ (Yoh 16:24). Ini seperti seumpama Ia berkata: Jangan mengeluh kepadaKu jika kamu belum dipenuhi dengan berkat-berkat. Mengeluhlah kepada dirimu sendiri, karena belum meminta kepadaKu apa yang kamu perlukan. Mulai saat ini, mintalah kepadaKu dan doa-doamu akan dijawab” (St. Alphonsus Liguori, Sermon 46 for the 10th Sunday after Pentecost). Mari kita belajar berdoa seperti Nabi Musa: yaitu dengan ketekunan sehingga tidak tergoyahkan, dan tanpa ragu, dengan bantuan sahabat-sahabat kita, jika perlu. Mari kita memeriksa, bagaimanakah doa-doa kita? Apakah kita sudah tekun berdoa? Sudahkah kita berdoa penuh iman dan percaya, tak putus-putus dan tanpa lelah?

Bacaan Injil hari ini menyampaikan kisah yang melibatkan dua karakter yang bertolak belakang: seorang hakim yang lalim dan seorang janda. Hakim itu digambarkan sebagai hakim yang “tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapapun”. Tentulah orang ini sangat “kuat” di mata manusia, dan sang janda itu adalah sebaliknya, sangat lemah. Tetapi pada akhirnya, hakim itu “mengalah” kepada janda tersebut, bukan karena hakim itu bertobat, tetapi karena tak mau disusahkan oleh sang janda itu, yang tak jemu-jemunya datang memohon kepadanya. Jika hakim yang lalim itu saja dapat meluluskan permohonan janda itu, terlebih lagi Allah, yang sifatnya bertolak belakang dan tak dapat dibandingkan dengan hakim yang lalim itu. “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya?” (Luk 18:7). Allah, yang penuh belas kasihan, menantikan doa-doa kita yang didaraskan dengan ketekunan dan iman.

Doa dan iman memang berhubungan satu sama lain. Doa mengalir dari iman yang hidup. Namun juga, dengan berdoa, iman kita dikuatkan. Maka mari kita periksa, seperti apakah doa kita? Jika kita meminta suatu berkat dari Tuhan, entah itu pekerjaan, rumah, atau kesehatan… sejauh mana semua itu dapat menumbuhkan iman kita? Sebab pada akhirnya, yang seharusnya yang kita inginkan adalah Tuhan sendiri. Ia adalah tujuan akhir semua doa-doa kita. Apapun yang kita minta di dunia ini harusnya membawa kita semakin dekat kepada-Nya. Karena itu, Tuhan berkenan kepada doa-doa yang membawa kepada kebaikan rohani, baik untuk diri kita sendiri ataupun untuk orang-orang yang kita doakan. Di sinilah kita melihat kaitan antara doa dan karya pewartaan Injil, atau evangelisasi. Sebab tujuan evangelisasi adalah membawa sebanyak mungkin orang kepada Kristus.

Di hari Minggu Evangelisasi ini, mari kita berdoa memohon pertolongan Tuhan dalam karya pewartaan Gereja, dan secara spesifik, pewartaan yang kita lakukan kepada orang-orang yang kita jumpai dalam keseharian kita. Mari kita mendoakan orang-orang yang belum mengenal Kristus, orang-orang yang meninggalkan Gereja ataupun orang-orang yang meninggalkan imannya. Atau, orang-orang yang menolak untuk percaya kepada Tuhan, atau orang-orang yang hidup semaunya, seolah-olah tidak ada Tuhan. Atau orang-orang yang suam-suam kuku dalam hal mengimani Kristus. Mari kita doakan saudara, kerabat dan diri kita sendiri agar terhindar dari sikap sedemikian. Sebab tak ada hal yang lebih baik yang dapat kita mohon kepada Tuhan bagi kita dan bagi orang-orang yang kita kasihi, selain daripada karunia keselamatan kekal yang diperoleh dari Tuhan kita Yesus Kristus. Dan karena karunia keselamatan mesti ditanggapi oleh iman dan pertobatan yang melibatkan perubahan hati, maka kita mesti mengandalkan pertolongan Tuhan dalam tugas pewartaan Injil keselamatan ini. Sebab kita tak kuasa mengubah hati orang lain; itu hanya dapat dilakukan oleh Allah. Karena itu, campur tangan Allah mutlak diperlukan agar karya pewartaan Injil dapat memperoleh buah-buahnya. Marilah kita menyerahkan doa dan karya kita kepada Tuhan, “Ya, Bapa yang maha pengasih, Engkau begitu mengasihi dunia sehingga Engkau mengaruniakan Putra tunggal-Mu, supaya kami dapat percaya kepada-Nya dan memperoleh hidup kekal. Semoga kami berjumpa dengan Yesus Kristus secara baru hari ini, dan menghidupi Kabar Gembira dengan sukacita. Melalui kuasa Roh Kudus-Mu, bantulah kami untuk ‘pergi ke seluruh dunia’ dan mewartakan iman kami dengan penuh keyakinan. Berilah kami keberanian untuk menjadi saksi tentang sukacita Injil, dengan perkataan dan perbuatan kami. Semoga melalui pewartaan Gereja-Mu, Engkau menjadi lebih dikenal dan dikasihi oleh semua orang. Kami memohon doa ini, demi Tuhan kami Yesus Kristus Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.”


Sumber : http://www.katolisitas.org/pertolonganku-ialah-dari-tuhan/



WONDERFUL INDONESIA


Borobudur Temple-Jawa Tengah, Indonesia 

Prambanan Temple-Jawa Tengah, Indonesia 

Raja Ampat-Papua Barat, Indonesia 

Rammang Maros-Sulawesi, Indonesia 

Bromo Mountain-Jawa Timur, Indonesia 

Pekalen-Jawa Timur, Indonesia 

Conservation Of Sibolangit-Sumatera Utara, Indonesia 

Crater Lake Of Rinjani-NTB, Indonesia 

Waterfall of Lembah Anai-Sumatera Barat, Indonesia 

Beras Basah Island-Kalimantan Timur, Indonesia 

Image result for Labuan Cermin Lake-Kalimantan Timur-Indonesia
Labuan Cermin Lake-Kalimantan Timur-Indonesia

Pancur Aji Sanggau Waterfall-Kalimantan Barat-Indonesia

Banda Island-Maluku Tengah-Indonesia

Marine Park of Bunaken-Sulawesi Utara-Indonesia


Embeh Island-Sulawesi Utara-Indonesia


Beratan Bedugul Lake-Bali-Indonesia

Tanah Lot-Bali-Indonesia


Tanjung Tinggi Beach-Belitung-Indonesia