Senin, 16 Desember 2013


Heri Kartono OSC: 
Ksatria Templar, Antara Legenda Dan Realita



Ksatria Templar menjadi populer lewat buku Da Vinci Code. Kelompok ini didirikan dengan penuh kesahajaan, berkembang amat pesat namun berakhir secara tragis. Ada banyak legenda di seputar kelompok ini. Siapakah mereka dan sejauh mana kaitannya dengan Gereja Katolik?




Ksatria Berjiwa Rahib.
Ksatria Templar atau Knights Templar didirikan oleh Hughes de Payens, veteran Perang Salib Pertama bersama 8 orang sahabatnya pada tahun 1118. Di hadapan Patriach Yerusalem, mereka mengucapkan sumpah setia untuk membela agama Kristiani. Raja Baldwin II dari Yerusalem menerima mereka dan memberi mereka sebuah markas di bukit Kenisah (Temple Mount). Konon di atas bukit tersebut pernah berdiri Kenisah Salomon. Nama Ksatria Templar yang lengkapnya Poor Knights of Christ and the Temple of Solomon, diambil dari lokasi markas mereka ini.

Kelompok baru ini mengambil aturan Santo Bernardus dari Clairvaux, biarawan Ordo Cistercian sebagai cara hidup mereka. Karenanya, Para Ksatria Templar mengucapkan tiga kaul seperti layaknya biarawan biasa. (Sebagai biarawan kelompok ini sering juga disebut Ordo Templar). Selain tiga kaul, merekapun mengucapkan sumpah lain, yaitu janji setia sebagai Ksatria Perang Salib. Seorang Ksatria Templar mengenakan jubah putih meniru jubah biarawan Cistercian, hanya mereka menambahkan sebuah salib merah besar pada jubah mereka. Pemimpin tertinggi Ksatria Templar disebut Grand Master atau Guru Agung. Jabatan ini disandang seumur hidup. Grand Master pertama adalah Hughes de Payens sendiri, sang pendiri yang berasal dari Perancis.

Tugas utama Ksatria Templar adalah menjaga keamanan para peziarah di tanah suci, khususnya di Yerusalem. Pada waktu itu banyak orang Kristiani dari Eropa datang ke Yerusalem untuk berziarah. Banyak orang mempercayakan harta bendanya kepada kelompok ini sebelum mereka melakukan peziarahan. Dalam perkembangannya, kelompok ini dikenal sebagai tempat penitipan harta benda yang aman dan bisa dipercaya (semacam bank penyimpanan). Karenanya tidak mengherankan bahwa dalam perjalanan waktu, Ksatria Templar banyak memiliki peninggalan harta benda dalam jumlah yang besar.

Sebagai Ksatria, anggota kelompok ini mendapat latihan serta disiplin militer yang tinggi. Kehebatan, keberanian serta daya juang mereka dalam peperangan tak pernah diragukan. Banyak tulisan yang menggambarkan kehebatan mereka. Mereka, antara lain, dilukiskan sebagai singa garang di medan perang namun domba jinak pada saat damai; satria buas dalam peperangan namun rahib yang saleh di dalam gereja. Dalam setiap peperangan, kelompok inilah yang tanpa ragu akan maju paling depan dan mundur paling akhir.

Dalam waktu singkat, kelompok ini dikenal dimana-mana dan berkembang amat pesat. Kehidupan mereka sebagai biarawan militan sekaligus sebagai pejuang yang gagah berani menjadi daya tarik yang luar biasa. Kelompok Ksatria Templar mulai membuka cabang-cabangnya di hampir semua negara di Eropa.

Kelompok ini juga mendapat kepercayaan yang amat besar dari penguasa gereja dalam berbagai bidang. Paus pada waktu itu memberi mereka banyak kemudahan serta keistimewaan. Hal ini sempat menimbulkan ketidak senangan di kalangan para biarawan biasa.


Akhir yang Tragis.

Sesudah berkembang sangat baik selama hampir 200 tahun, nasib Ksatria Templar berubah drastis pada awal tahun 1300-an. Pada waktu itu, Raja Perancis, Philip IV mengalami kesulitan keuangan yang luar biasa akibat peperangan melawan Inggris. Maka disusunlah suatu rencana busuk terhadap Ksatria Templar. Ada dua alasan, pertama, ia ingin menguasai kekayaan kelompok Templar, terutama yang tersebar di seluruh Perancis. Alasan kedua, ia tidak ingin membayar hutang-hutangnya yang amat besar kepada kelompok ini. Pada tanggal 13 Oktober 1307, atas perintah Raja Philip IV, semua Ksatria Templar di seluruh Perancis ditangkap secara serentak dengan pelbagai tuduhan palsu. Para Ksatria Templar dipaksa untuk mengakui tuduhan-tuduhan keji dan tidak sedikit di antara mereka disiksa dan dibunuh. Tiga pemimpin Templar, termasuk Grand Master mereka, Jacques de Molay dibakar hidup-hidup atas tuduhan ajaran sesat. Raja Philip IV dengan leluasa merampas segala harta kekayaan Templar yang ada di Perancis.

Di luar Perancis, Ksatria Templar masih bertahan kendati secara sembunyi-sembunyi.

Kenyataan ini memunculkan banyak legenda di sekitar kehidupan Templar. Di antara legenda tersebut antara lain soal kerahasiaan organisasi mereka serta soal misteri harta benda yang lama mereka simpan dan sembunyikan.

Apa yang ditulis Dan Brown dalam bukunya Da Vinci Code tentang Ksatria Templar dan misteri Holy Grail (Cawan Suci) adalah salah satu legenda yang sulit dibuktikan kebenarannya.

Puncak kesialan nasib Ksatria Templar terjadi ketika Paus Clement V dibawah tekanan kuat Raja Philip, membubarkan kelompok ini pada tahun 1312.


Ksatria Templar di Masa Sekarang.

Raja Philip IV menghancurkan hampir seluruh kelompok Templar di Perancis. Beberapa pemimpin negara Eropa lain mengikuti jejak Philip IV.

Penganiayaan Raja Philip IV serta pembubaran yang dilakukan Paus Clement V, memang membuat kelompok Templar tercerai-berai, namun tidak mati. Ksatria Templar masih terus hidup sampai saat ini.

Dalam perkembangannya, Gereja Katolik Roma menyatakan bahwa penganiayaan terhadap Kelompok Templar di masa Raja Philip IV adalah tidak adil. Tidak ada yang secara inheren salah pada kelompok tersebut ataupun pada peraturan mereka. Diakui juga bahwa Paus pada saat memutuskan pembubaran Templar, berada dalam tekanan berat Raja Philip IV.

Saat ini Ksatria Templar masih ada di beberapa negara. Di Italia saja sekurang-kurangnya ada dua kelompok Templar. Pada masa kini mereka tetap mengenakan Jubah Putih dengan tanda salib besar warna merah sebagai pakaian resmi mereka. Selain itu mereka juga dilengkapi dengan pedang panjang, sebagaimana para Ksatria Templar di masa lalu. Para Templar ini berkumpul secara teratur.

Pada pertengahan bulan Juni 2006, Kelompok Templar pimpinan Fra. Enzo Mattani, mengadakan upacara penerimaan anggota baru di Gereja San Giorgio, Roma. Upacara diawali dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin Pastor Andre Notelaers OSC dan Don Davide Pr.

Menurut Enzo Mattani, para Ksatria Templar yang dipimpinnya tetap memelihara dan menjunjung tinggi semangat dan spiritualitas Ksatria Templar asli. “Kelompok kami mengucapkan janji untuk setia kepada Gereja dan untuk membela ajaran Gereja!”, ujar Enzo yang sehari-harinya bekerja sebagai seorang Jaksa ini. Salah satu aktivitas konkrit para Templar adalah mengumpulkan dana dan membantu tempat-tempat yang membutuhkan. Mereka, misalnya, pernah mengirim obat-obatan untuk membantu korban perang di Irak.

Ksatria Templar berawal dari cita-cita mulia Hughes de Payens, pendiri mereka. Hughes telah lama mati dan Ksatria Templar sempat dikejar-kejar untuk dihabisi. Namun, cita-cita mulia yang pernah membakar semangat Hughes nampaknya masih belum padam. Cita-cita tersebut masih tetap menggetarkan hati banyak orang, entah sampai kapan!



Sumber : http://luxveritatis7.wordpress.com











Rabu, 11 Desember 2013


Tanggapan terhadap Maria Divine Mercy


Belakangan ini ramai dibicarakan orang tentang situs Maria Divine Mercy (MDM), yang memuat berbagai nubuatan tentang akhir zaman. Banyak orang Katolik yang mempertanyakannya, benarkah yang ditulis dalam situs itu? Banyak dari mereka yang ‘percaya’ kepada klaim MDM ini, menjadi bingung, karena sepertinya sekilas pesan umum yang disampaikan cukup baik karena mengajarkan orang untuk bertobat dan berdoa. Namun demikian, ada banyak hal lain yang jelas tidak sesuai dengan ajaran iman Katolik, termasuk klaim bahwa Paus Benediktus adalah Paus yang terakhir (mengacu kepada nubuatan St. Malachy, yang tidak dapat dibuktikan keotentikannya), dan ajaran tentang Millenarianism, dan tanda akhir zaman, yang menyerupai paham sejumlah aliran gereja Protestan.

Kami mengambil sumber utama dari apa yang ditulis oleh Jimmy Akin di situs ini, silakan klik, karena apa yang ditulisnya mempunyai dasar yang kuat sesuai dengan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh ajaran iman Katolik.

1. Siapakah “Maria Divine Mercy”?

Kita tidak dapat mengetahuinya, sebab di situsnya (klik di sini), tidak disebutkan identitasnya yang jelas. Ia hanya menyatakan diri sebagai wanita Katolik, ibu dari keluarga muda di Eropa, yang menerima pesan dari Allah Trinitas dan Bunda Maria. Dari interview di U-Tube, wanita ini mengklaim sebagai seorang business woman, dengan aksen seorang Irlandia. Ia mengklaim telah menerima pesan sejak tahun 2010 sampai sekarang.

2. Apa yang dikatakan “Maria” tentang perannya ?


Maria mengatakan bahwa ia adalah seorang nabi yang mempersiapkan dunia terhadap kedatangan Kristus yang kedua. Ia juga mengklaim sebagai pembawa pesan ke-7, malaikat ke-7 yang dikirim untuk menyatakan kepada dunia isi dari meterai kitab Wahyu yang hanya dapat dibuka oleh Kristus.

3. Seberapa populerkah Maria Divine Mercy (MDM)?

Facebooknya cukup populer, sekitar 40.000 “likes”. Situsnya diberi judul TheWarningSecondComing.com, dan ia menjual buku yang berjudul The Book of Truth (vol.s I & II)

Ada banyak situs lain yang mengkopi/ mengulangi pesan-pesannya, dan situsnya sendiri mengeluarkan peringatan/ warning terhadap situs-situs tersebut.

4. Apa kata MDM tentang Paus Benediktus XVI?

MDM mengatakan bahwa Paus Benediktus adalah Paus yang terakhir (klik di sini), dan ia akan dipecat dari Tahta Suci, sebagai hasil dari suatu rencana ‘di belakang layar’ Vatikan (klik di sini). Dan bahwa sekarang Paus Benediktus XVI telah mengundurkan diri, dikatakan bahwa mereka yang menurunkan Paus, akan membunuhnya. Paus akan dipersalahkan tentang suatu perkara padahal ia tidak bersalah (klik di sini).

5. Apa yang dikatakan MDM tentang Paus mendatang?

Mengacu kepada nubuat St. Malachy, MDM mengatakan bahwa Paus ‘asli’ yang akan datang adalah “Peter the Roman” yaitu Rasul Petrus yang akan memimpin dari Surga, setidaknya sampai Kedatangan Yesus yang kedua, saat Yesus akan memimpin seluruh umat manusia di dunia. Namun kemungkinan besar, nubuat St. Malachy merupakan hasil pemalsuan di abad ke 16, silakan membaca di sini, silakan klik).

Sebelum Kedatangan Yesus, MDM mengatakan bahwa Gereja Katolik akan dipimpin oleh Paus yang palsu. Dengan demikian secara tidak langsung MDM mengatakan bahwa Paus Fransiskus yang sekarang ini adalah Paus yang palsu tersebut; dan mengatakan bahwa Paus ini adalah ‘tanduk kecil’ yang akan duduk di kursi Petrus (klik di sini). Di sana MDM juga mengatakan bahwa perintah Tuhan dan ajaran-ajaran-Nya akan ditulis kembali dan ajaran tentang sakramen akan diubah (hal ini nampaknya juga masih perlu dibuktikan, sebab sejauh pengetahuan saya, Paus Fransiskus tidak mengubah ajaran apapun yang dikhawatirkan oleh MDM akan diubah, yaitu seperti aborsi dan perkawinan sesama jenis Sejauh ini Paus Fransiskus tidak mengubah apapun tentang ajaran ini). MDM mengklaim bahwa Paus palsu ini akan mencanangkan rencana untuk lebur semua agama. Ia akan membuat hukum-hukum baru yang tidak hanya bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik, tapi juga bertentangan dengan semua hukum Kristen (klik di sini).
 
6. Apa yang diklaim MDM tentang masa depan dan bagaimana hal ini bertentangan dengan ajaran iman Katolik ?

Berikut ini kami sampaikan klaim Maria Divine Mercy (MDM) (yang kami cetak warna biru), dan tanggapan kami yang mengambil dasar dari Kitab Suci dan Katekismus Gereja Katolik (yang kami cetak warna hitam):

1. MDM: Kita berada di masa tiga setengah tahun Kesusahan besar (Great Tribulation) yang dimulai sejak Desember 2012 (klik di sini). Asumsi ini menempatkan akhir Kesusahan Besar di bulan Mei 2016.

Padahal Kristus sendiri menyatakan bahwa tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya akhir zaman (Mrk 13:32).

2. MDM: Antikristus akan muncul: MDM menyebutkan bahwa sang Antikristus ini adalah seorang negosiator perdamaian ulung. Ia akan menjadi sekutu dari nabi palsu (yaitu Paus), -anak setan (klik di sini).

Padahal Kristus sendiri menjanjikan bahwa Ia akan menyertai Gereja-Nya sampai akhir zaman (Mat 28:19-20) dan bahwa Ia memberi kuasa mengajar yang tidak mungkin sesat kepada Rasul Petrus (Mat 16:18-19), dan juga para penerusnya, sebab Kristus berjanji akan selalu menyertai Gereja-Nya yang dipimpin oleh Rasul Petrus itu dan para penerusnya.

3. MDM: Terjadi kejadian kejadian supernatural sebagaimana disebut dalam “The Warning“, (klik di sini) yang mengacu kepada apa yang disampaikan dalam fenomena Garabandal (1961)

Namun otoritas Gereja Katolik melalui Uskup Santander di Garabandal, Jose Vilaplana, telah menyatakan -atas dasar penyelidikan para uskup setempat- bahwa tidak ada sesuatupun yang adikodrati yang terjadi di Garabandal. Dengan kata lain, menurut otoritas Gereja setempat, fenomena Garabandal tidak otentik. Tentang hal ini sudah pernah kami ulas di artikel ini, silakan klik.

4. MDM: Kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi dan lalu akan ada 1000 tahun keadaan damai sesudahnya, silakan klik. Kedatangan Kristus yang kedua dan 1000 tahun sesudahnya berbeda dengan akhir dunia. Kedatangan Kristus yang kedua adalah akhir zaman ketika setan dan para pengikutnya akan diusir dari dunia selama 1000 tahun (silakan klik).

Padahal Katekismus Gereja Katolik tidak mengajarkan adanya milenarisme secara literal di dunia.

KGK 676 Kebohongan yang ditujukan kepada Kristus [kebohongan Antikristus] ini selalu muncul di dunia, apabila orang mengkhayalkan bahwa dalam sejarahnya mereka sudah memenuhi harapan mesianis, yang hanya dapat mencapai tujuannya sesudah sejarah melalui pengadilan eskatologis. Gereja telah menolak pemalsuan Kerajaan yang akan datang (Bdk. DS 3839), juga dalam bentuknya yang halus, yang dinamakan “milenarisme”, tetapi terutama bentuk politis dari mesianisme sekular yang secara mendalam bersifat salah (Bdk. GS 20-21).

Selanjutnya, mengapa Gereja Katolik tidak mengajarkan Milenarisme sudah pernah diulas di sini, silakan klik di sini.

Sedangkan kebangkitan badan yang terjadi di akhir zaman/ kiamat, yang bertepatan dengan Kedatangan Yesus yang kedua (Parousia) jelas disebutkan dalam Katekismus, atas dasar Kitab Suci:

KGK 1001 Bilamana? Secara definitif “pada hari kiamat” (Yoh 6:39-40.44.54; 11:24). “Pada akhir zaman” (LG 48). Kebangkitan orang-orang yang telah meninggal berkaitan dengan kedatangan Kristus kembali:
“Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit” (1 Tes 4:16).

Selanjutnya tentang ajaran Gereja Katolik tentang tanda-tanda akhir zaman, klik di sini.

Yang ada sesudah akhir dunia adalah Langit dan Bumi yang baru (bukan kerajaan literal 1000 tahun), dan tentang hal ini, sudah pernah ditulis di sini, silakan klik.

7. Apakah seharusnya reaksi kita terhadap klaim ini?

Ada banyak alasan mengapa kita tidak usah percaya kepada klaim MDM. Sebagaimana telah disebut di atas, pesan-pesannya banyak yang tidak sesuai dengan ajaran iman Katolik.

Namun terutama, bahwa klaim ini dibuat oleh seorang yang anonim. Ini tidak sesuai dengan klaim-klaim wahyu pribadi yang otentik, di mana para pelihat/ visionernya memiliki kerendahan hati untuk diperiksa, mengalami kritik atau bahkan penganiayaan demi penglihatan/ visi yang mereka terima. Sebaliknya, MDM menjalani kehidupan normal, dengan merahasiakan identitasnya untuk menyampaikan pesan-pesannya, padahal konon dia adalah seorang nabi terakhir untuk mempersiapkan umat manusia menjelang akhir zaman.

Benarkah demikian?

Setelah Tuhan mengutus banyak nabi sepanjang sejarah manusia yang selalu melakukan tugas mereka dengan diketahui identitasnya oleh orang-orang sekitarnya, dan mereka sendiri dan kaum keluarganya menerima konsekuensi/ resiko [umumnya dikucilkan/ menerima aniaya] karena menyebarkan pesan Tuhan, kini Tuhan menghendaki ‘nabi terakhir’ untuk melakukan tugasnya tanpa resiko apapun, dalam kenyamanan ruang kerja, hanya menggunakan internet untuk menjaga privasinya?

8. Apakah nubuat MDM dapat dipercaya?

Tidak.

Syukurlah bahwa MDM menyebutkan saatnya yang pasti (yaitu permulaan masa Kesusahan besar/ Great Tribulation yang dimulai bulan Desember 2012) yang memberikan masa yang pendek terhadap nubuatannya. Nubuatan sedemikian sudah sering terjadi di tahun-tahun sebelum ini. Yang mungkin masih kita ingat adalah prediksi sejumlah orang yang menghubungkan akhir dunia dengan akhir kalender suku Mayan di tahun 2012 yang silam, yang juga terbukti keliru, sebab sampai sekarang toh dunia masih ada, kita semua masih hidup. Beberapa prediksi akhir zaman yang ‘meleset’, sudah pernah diulas di artikel ini, silakan klik, lihat poin. 4.

Jika nubuatannya itu kelak terbukti keliru, maka MDM akan dapat menyingkir dengan aman, karena statusnya yang anonim, atau seperti yang umumnya terjadi pada beberapa pelihat yang keliru, mereka cepat-cepat merevisi/ menginterpretasikan kembali pernyataannya.

Satu hal yang membuat nubuatan MDM ini begitu melejit dan terkenal, adalah bahwa konon ia menubuatkan pengunduran diri Paus Benediktus XVI. Tetapi pada kenyataannya, MDM tidak menyatakan demikian. Yang dikatakannya adalah terdapat suatu plot di Vatikan untuk menggulingkan Paus. Namun yang terjadi tidak demikian. Sebab yang terjadi adalah Paus mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Kalau seorang tidak percaya bahwa yang terjadi adalah demikian, artinya ia menuduh Paus Benediktus XVI telah berbohong.

Demikianlah yang dikatakan oleh Paus Benediktus XVI tentang pengunduran dirinya, yang selengkapnya dapat dibaca di sini, silakan klik:

“Setelah berulang- ulang memeriksa batin saya di hadapan Allah, saya telah sampai pada suatu kepastian bahwa kekuatan-kekuatan saya, karena usia yang lanjut, tidak lagi cocok untuk menjalankan tugas Kepausan dengan memadai. Saya sadar sepenuhnya bahwa tugas ini, sehubungan dengan sifat spiritualnya yang mendasar, harus dijalankan tidak hanya dengan perkataan dan perbuatan, tetapi juga tidak kurang dengan doa dan penderitaan. Akan tetapi, di dunia dewasa ini, yang dihadapkan pada banyaknya perubahan-perubahan yang cepat dan digoyangkan oleh pertanyaan-pertanyaan tentang relevansi yang mendalam bagi kehidupan iman, maka untuk mengemudikan bahtera Santo Petrus dan mewartakan Injil, dibutuhkan kekuatan baik pikiran maupun fisik, kekuatan yang dalam beberapa bulan terakhir ini, terus merosot di dalam diri saya sampai pada suatu keadaan di mana saya harus menyadari ketidaksanggupan saya untuk secara memadai menjalankan tugas yang telah dipercayakan kepada saya. Untuk alasan ini, dan sadar sepenuhnya atas seriusnya tindakan ini, dengan kebebasan penuh, saya menyatakan bahwa saya meletakkan jabatan sebagai Uskup Roma, Penerus Santo Petrus, yang dipercayakan kepada saya oleh Para Kardinal pada 19 April 2005, sedemikian rupa sehingga sejak 28 Februari 2013, pukul 20:00, Tahta Roma, Tahta Santo Petrus, akan kosong dan suatu Konklaf [pertemuan para kardinal untuk pemilihan paus baru] untuk memilih Paus baru akan harus diselenggarakan oleh mereka yang berkompeten.”

Di sini terdapat dua pilihan yang bertentangan: Sebab kalau seorang percaya kepada nubuatan MDM bahwa Paus mengundurkan diri karena dipaksa/ atau ada plot yang menggulingkannya, maka artinya orang itu percaya bahwa Paus Benediktus berbohong. Padahal di salah satu pesan MDM sendiri dikatakan Yesus menyebut bahwa Paus Benediktus adalah seorang yang “innocent” yang artinya tidak bersalah, tidak mungkin berbohong untuk hal yang sangat penting ini. Atau mungkinkah Yesus salah menyebut tentang hal ini? kan tidak mungkin juga. Maka kesimpulannya pesan MDM ini yang tidak konsisten, dan terdapat pertentangan sendiri di dalamnya, dan karena itu tidak mungkin benar.

Selanjutnya ‘nubuatan’ MDM, yang mengatakan bahwa St. Petrus akan mengatur Gereja dari Surga dan kemudian di dunia sepanjang masa 1000 tahun, lalu tentang the Warning, dan bahwa Paus berikut yang adalah Paus palsu, bahwa akan ada satu agama di dunia sebelum Kedatangan Kristus yang kedua dan Millennium di dunia, itu adalah gabungan sana sini dari banyak klaim pelihat dengan pandangan Premillennial Protestan. Silakan klik di Wikipedia untuk membaca tentang (Millenarianism), dan silakan melihat kemiripan nubuatan MDM ini dengan klaim paham Millenarianism, yang bahkan konon dikecam oleh gereja Lutheran di tahun 1530. Gereja Katolik sendiri mengecam paham Millenarianism melalui KGK 676, sebagaimana telah disebutkan di atas.

9. Haruskah kita umat Katolik percaya kepada Maria Divine Mercy (MDM)?

Tidak.

Ia adalah seorang anonim, seorang pelihat yang tak disetujui oleh Gereja Katolik, mengingat tak ada satupun pernyataan dari otoritas Gereja Katolik yang mendukung pernyataannya. Lagipula banyak hal yang disampaikannya yang tidak sesuai dengan ajaran iman Katolik tentang akhir zaman.

Orang yang percaya kepada nubuatan MDM ini menempatkan dirinya pada posisi yang beresiko, sebab dapat menghasilkan dosa berat dan tindakan skismatik. Sebab jika orang itu percaya akan nubuat MDM, maka secara tidak langsung ia menuduh/ menganggap Paus Fransiskus sebagai Paus palsu (antipope) dan juga nabi palsu. Jika ia menganggap demikian, dan kemudian ia tidak lagi mau tunduk terhadap Paus dan mengikuti ajaran-ajarannya, orang itu menempatkan dirinya di posisi skisma.

Menurut Kitab Hukum Kanonik 1983:

KHK 751 … skisma (schisma) ialah menolak ketaklukan kepada Paus atau persekutuan dengan anggota-anggota Gereja yang takluk kepadanya.

Tindakan skismatik adalah pelanggaran yang serius, baik yang dilakukan secara individual maupun kelompok, baik secara rohani maupun secara kanonik.

KHK 1364

§ 1 Orang yang murtad dari iman, heretik atau skismatik terkena ekskomunikasi latae sententiae, …

§ 2 Jika ketegaran berlangsung lama atau sandungan yang berat menuntutnya, dapat ditambahkan hukuman-hukuman lain, tak terkecuali dikeluarkan dari status klerikal.

Ekskomunikasi ini dapat mempunyai implikasi, tidak dapat menerima sakramen-sakramen sampai ia bertobat dari perbuatan skismanya, dan kembali kepada persekutuan yang penuh dengan Gereja.

Melihat besarnya resiko ini, tak ada gunanyalah bagi seorang Katolik untuk percaya kepada klaim-klaim MDM, ataupun terlibat dalam penyebaran pesan-pesan MDM. Jika seorang melakukannya, ia malah menempatkan dirinya dalam posisi lebih percaya kepada sumber yang anonim, daripada perkataan Kristus sendiri dalam Injil, yang akan menyertai Gereja-Nya sampai akhir zaman (lih. Mat 28:19-20), termasuk pemimpinnya yaitu penerus Rasul Petrus (lih, Mat 16:18-19). Jika ia terus berkeras melakukannya, ia malah menanggung resiko bahwa ia akan harus mempertanggungjawabkan sendiri perbuatannya di hadapan Kristus, dan akan menerima akibatnya.

Semoga Tuhan memberikan kepada kita rahmat kebijaksanaan untuk dapat menilai manakah yang benar dan manakah yang salah dalam menyikapi klaim-klaim wahyu pribadi. Dan semoga kita mempunyai kerendahan hati untuk mengikuti arahan Gereja yang kepadanya Kristus telah berjanji akan terus menyertai selamanya.

Sumber : katolisitas.com