Selasa, 03 Mei 2011

MISTERI KERAHIMAN ILAHI



Kerahiman Tuhan sudah diagung-agungkan oleh para penulis Perjanjian Lama, khususnya dalam kitab Mazmur (misalnya 103:8-14) dan dalam kitab Yesaya (misalnya 1:18). Namun kerahiman itu menjadi nyata dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Yesus adalah kerahiman ilahi sendiri, dan Ia menghendaki, supaya semua manusia, betapapun besar dosa-dosa mereka, mengandalkannya sebagai satu-satunya pertolongan.

Kerahiman Tuhan seharusnya menggerakkan setiap manusia untuk memperlakukan sesama dengan murah hati dan penuh belas kasihan. Sebab, berbahagialah orang yang mengasihani, kata Yesus, karena mereka akan dikasihani (Mat 5:7). Kemurahan hati Tuhan yang dipuja dalam doa, seharusnya diiringi tindakan-tindakan belas kasihan yang nyata.


Suster Faustina (Rasul Kerahiman Allah)

Suster Faustina
Pada tahun 1818, Muder Teresa Rondeau mendirikan Konggregasi Bunda Maria Kerahiman. Tujuannya yang utama ialah memperhatikan, melindungi, dan mendidik anak-anak perempuan. Terpesona oleh kerahiman Allah, Muder Teresa biasa berkata kepada para suster, "Dari semua sifat ilahi, yang paling saya kagumi ialah kerahimanNya".

Bebarapa puluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1862, Konggregasi yang didirikan Muder Teresa itu, mulai mengembangkan cabangnya di Polandia pula. Perintisnya ialah Muder Teresa Potocka. Misi belas kasihan diwujudkan oleh Konggregasi itu sampai sekarang, biarpun bentuk dan coraknya berubah-ubah sesuai dengan perubahan zaman.

Dalam PenyelenggaraanNya yang tak terselami, Tuhan memilih Helena Kowalska sebagai salah satu putri Konggregasi itu. Ia masuk biara dalam usia 20 tahun. Ia hidup di biara selama 13 tahun saja. Sebagai biarawati, Suster Faustina mengerjakan hal-hal yang biasa saja, tetapi ia melakukannya dengan rajin, tidak pernah menonjolkan dirinya, dan dikenal sebagai suster yang amat baik hati.

Kekuatan ditimbanya dari devosi khusus kepada Tuhan Yang Maharahim. Devosi ini diperkenalkannya kepada semua orang di sekitarnya, sedangkan percakapan-percakapan rohaninya dengan Yesus dicatatnya dalam Buku Catatan Harian (BCH). Kini Helena dikenal di seluruh dunia Katolik sebagai Suster Faustina, rasul kerahiman ilahi.


Koronka kepada Kerahiman Ilahi

Kata Koronka adalah sebuah kata Polandia yang artinya kurang lebih sama dengan mahkota kecil yang diletakkan di atas kepala orang yang dicintai secara istimewa ataupun untaian manik-manik indah yang dikalungkan pada leher sang kekasih.

Sejarah koronka dimulai pada tahun 1935 dan diceritakan oleh Suster Faustina sebagai berikut :

Malam hari, ketika aku di kamarku, aku melihat Malaikat, pelaksana murka Allah. Ia berpakaian jubah terang dan wajahnya bersinar. Di bawah kakinya ada awan, dan dari awan itu keluarlah petir-petir, sedangkan dari tangannya keluarlah kilat-kilat... Ketika aku melihat tanda murka ilahi yang akan menimpa bumi itu...aku mulai memohon Malaikat supaya ia berhenti sejenak, sebab dunia pasti akan bertobat. Namun permohonanku tidak berarti apa-apa terhadap murka ilahi.

Saat itu aku melihat Allah Tritunggal. Kebesaran kemuliaanNya  menembus aku sedalam-dalamnya, dan aku tidak berani mengulangi permohonanku lagi.

Saat itu juga kurasakan dalam jiwaku kekuatan rahmat Yesus yang diam dalam diriku. Setelah menyadari rahmat itu, aku langsung dibawa ke Tahta Ilahi. O, betapa besarnya Tuhan dan Allah kita, betapa tak terpahamilah kekudusanNya! Aku tidak berusaha menggambarkan kebesaran itu, sebab tidak lama lagi kita semua akan melihatNya sebagaimana adanya. Aku mulai memohon Allah seturut kata-kata yang telah kudengar dalam batinku.
Sementara aku berdoa demikian, aku melihat betapa Malaikat itu tidak berdaya dalam melaksanakan hukuman yang layak (menimpa dunia) akibat dosa. Aku belum pernah berdoa dengan kekuatan batin sebesar itu, seperti pada saat itu. Kata-kata yang kutujukan kepada Allah sebagai permohonanku ialah : Bapa yang kekal, kupersembahkan kepadaMu Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Allahan PuteraMu yang terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, sebagai : pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia (diucapkan pada biji-biji besar rosario biasa yakni biji Bapa Kami).

Hari berikutnya, ketika aku masuk ke kapel, aku mendengar dalam batin kata-kata ini : setiap kali engkau masuk ke kapel, ucapkanlah segera doa yang kemarin Kuajarkan kepadamu.

Setelah mengucapkan doa itu, aku mendengar dalam batin kata-kata ini : Doa ini dimaksudkan sebagai sarana untuk memadamkan murkaKu. Hendaknya engkau mengucapkannya selama sembilan hari pada rosario biasa dengan cara ini :Mula-mula hendaknya engkau mengucapkan satu Bapa Kami, Salam Maria, dan Aku Percaya, lalu pada biji "Bapa Kami" hendaknya engkau berdoa begini: Bapa yang kekal, kupersembahkan....dst. Pada biji-biji "Salam Maria" hendaknya engkau mengucapkan kata-kata berikut ini : Demi Sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasihMu kepada kami dan seluruh dunia. Pada akhir hendaknya engkau mengucapkan tiga kali kata-kata ini : Allah yang Kudus, Kudus dan berkuasa, Kudus dan Kekal, kasihanilah kami dengan seluruh dunia. [BCH, No 474-476]

Sabda Yesus kepada Suster Faustina :
Ucapkanlah koronka yang telah Kuajarkan kepadamu ini setiap hari. Barangsiapa mendaraskannya, akan mengalami kerahimanKu yang besar pada saat kematiannya. Para imam akan menganjurkannya kepada para pendosa sebagai pertolongan terakhir. [BCH, No. 687]

O, betapa banyak rahmat akan diterima orang yang mengucapkan koronka ini! ...Hendaknya seluruh dunia mengenal kerahimanKu yang tak terselami. Inilah tanda untuk zaman akhir. Sesudahnya akan tiba hari keadilan. Selama masih ada waktu, manusia hendaknya bergegas kepada sumber kerahimanKu dan memanfaatkan Darah dan Air yang memancar bagi mereka. [BCH, No. 848]

Ajaklah orang mengucapkan koronka yang telah Kuberikan kepadamu. Kepada mereka yang mendaraskannya, akan Kuberikan apa saja yang mereka minta. Hati para pendosa yang paling tegar pun, bila mendaraskannya, akan dipenuhi ketenangan, dan saat kematian mereka akan diliputi bahagia. Tuliskanlah ini bagi jiwa-jiwa yang susah: bila orang menyadari dan memahami beratnya dosa-dosanya, bila mata hatinya menangkap jurang kehinaan yang dimasukinya, janganlah putus asa, melainkan dengan penuh percaya menjatuhkan diri ke dalam rangkulan kerahimanKu, ibarat seorang anak ke dalam rangkulan ibunya. Orang-orang itu mempunyai hak utama untuk mengalami HatiKu yang berbelas kasih serta kerahimanKu. Katakanlah bahwa  tiada seorang pun yang menyerukan kerahimanKu, pernah dikecewakan ataupun dipermalukan. Secara khusus Kusayangi orang yang mengandalkan kebaikanKu. Tulislah: bila koronka ini didaraskan dekat orang yang sedang menghadapi ajalnya, Aku akan berdiri antara Bapa dan orang itu bukan sebagai Hakim yang adil melainkan sebagai Juru Selamat yang rahim. [BCH, No. 1541]
Dengan mengucapkan doa koronka ini, engkau mendekatkan umat manusia kepadaKu [BCH, No. 929]


Doa Utama kepada Kerahiman Allah


Sumber: www.pondokrenungan.com
Sabda Yesus kepada Suster Faustina :
Serukanlah kerahimanKu bagi para pendosa. Aku merindukan keselamatan mereka. Bila dengan hati yang diresapi sikap kerendahan hati dan iman engkau ucapkan doa ini untuk seorang pendosa, akan Kuberikan kepadanya karunia pertobatan. Inilah doa itu :

Darah dan Air,
yang telah memancar dari Hati Yesus
sebagai sumber kerahiman bagi kami,
Engkaulah andalanku!




Jam Kerahiman

Kata Yesus kepada Suster Faustina :
Pada pukul tiga petang, serukanlah kerahimanKu, Khususnya bagi para pendosa, dan renungkanlah, biar sebentar saja sengsaraKu, teristimewa saat-saat ajalKu, ketika Aku seorang diri saja.

Inilah Jam KerahimanKu yang besar bagi seluruh dunia. Aku akan mengizinkan engkau mengalami kesedihanKu yang mendalam. Pada jam itu tidak akan Kutolak apa pun yang diminta seseorang demi sengsaraKu. [BCH, No. 1320]

Aku mengingatkan engkau, hai puteriKu : setiap kali engkau mendengar jam membunyikan pukul tiga petang, benamkanlah dirimu seluruhnya dalam KerahimanKu sambil memuji dan memuliakanNya. Serukanlah kemahakuasaanNya bagi segenap dunia, sebab pada saat itulah kerahiman itu terbuka lebar bagi semua jiwa.

Pada Jam itu engkau akan dapat memperoleh apa saja bagi dirimu sendiri dan bagi orang lain. Pada jam itu tercurahlah rahmat bagi segenap dunia, kerahiman mengalahkan keadilan. PuteriKu, pada jam itu berusahalah mengadakan Jalan Salib, sejauh hal itu dimungkinkan. Bila engkau tidak dapat mengadakan Jalan Salib, mampirlah sebentar ke kapel dan sujudlah di hadapan HatiKu yang penuh Kerahiman dalam Sakramen Mahakudus. Dan bila engkau tidak dapat mampir ke kapel, maka di mana saja engkau berada, berdoalah dengan sungguh-sungguh, biar sebentar saja, Aku menuntut agar semua makhluk memuji-muji kerahimanKu. [BCH, No. 1572]


 Lukisan "Yesus, Engkau Andalanku" dan Pesta Kerahiman Ilahi

Catatan Suster Faustina :

Malam hari, ketika aku di kamar sendiri, aku melihat Tuhan Yesus berpakaian jubah putih. Satu tanganNya terangkat untuk memberi berkat sedangkan tangan yang lain menyentuh dadaNya. Dari dalam pakaian yang terbuka memancarlah dua sinar besar, yang satu merah dan yang lain pucat. Dalam keheningan aku memandang Tuhan. Jiwaku dipenuhi rasa takut dan sekaligus sukacita yang besar. Sebentar kemudian Yesus berkata kepadaku : Buatlah lukisan menurut gambar yang engkau lihat ini, dengan tulisan di bagian bawahnya: Yesus, Engkau andalanku. Aku menghendaki supaya lukisan itu dihormati pertama-tama di kapelmu, lalu di seluruh dunia. Aku berjanji bahwa orang-orang yang akan menghormati lukisan ini, tidak akan binasa.....Aku sendiri akan membela mereka sebagai kemuliaanKu. [BCH, No. 47-48] Peristiwa ini dialami Suster Faustina pada tanggal 22 Februari 1931 di kota Plock.
Setelah melakukan pengakuan dosa kepada Bapa pengakuannya, Suster Faustina mendengar suara : GambarKu sudah ada dalam jiwamu. Aku menghendaki adanya Pesta Kerahiman. Aku ingin, supaya lukisan yang akan kau buat dengan kuas itu, diberkati secara meriah pada hari Minggu Paskah I. Inilah hari Minggu yang harus menjadi Pesta Kerahiman. Aku menghendak, supaya para imam mewartakan kerahimanKu yang besar itu terhadap jiwa-jiwa berdosa. Para pendosa jangan takut mendekati Aku. DiriKu terbakar oleh nyala-nyala kerahiman, dan Aku ingin mencurahkan pada jiwa-jiwa manusia. [BCH, No. 49-50]

Pada kesempatan lain, Yesus memberi penjelasan lebih rinci mengenai lukisan yang harus diusahakan Suster Faustina :
Kedua sinar ini menunjukkan darah dan air. Sinar pucat menggambarkan air yang mengkuduskan jiwa manusia. Sinar merah menggambarkan darah yang menjadi sumber kehidupan jiwa-jiwa .....

Kedua sinar itu keluar dari kedalaman kerahimanKu pada saat hatiKu, yang sedang menghadapi ajalnya, dibuka dengan tombak di salib. Sinar-sinar itu melindungi jiwa-jiwa terhadap murka Allah.  

Berbahagialah orang yang hidup dalam naungannya, sebab tangan keadilan Allah tidak akan menjangkaunya.

Lalu Yesus menambahkan :
Aku menghendaki, supaya Minggu Paskah I menjadi Pesta Kerahiman. [BCH, No. 299]

Pada tempat lain, dalam Buku Catatan Hariannya (BCH), Suster Faustina mencatat kata-kata Yesus berikut ini :
PandanganKu pada lukisan ini serupa dengan pandanganKu saat Aku di salib [BCH, No. 326]

Keluhuran lukisan ini bukan dalam keindahan warna ataupun goresan kuas, melainkan dalam kasih karuniaKu. [BCH, No. 313]

Melalui lukisan ini banyak rahmat akan Kuberikan kepada manusia. Lukisan ini hendaknya mengingatkan tuntutan-tuntutan kerahimanKu. Sebab iman yang paling kuat sekalipun tidak berguna tanpa perbuatan-perbuatan.[BCH, No. 742]

Aku berikan sebuah wadah yang hendaknya mereka bawa untuk menimba rahmat dari sumber kehidupan. Wadah itu ialah lukisan bertuliskan: Yesus, Engkaulah andalanku. [BCH, No. 327]

Barangsiapa mengandalkan kerahimanKu, tidak akan binasa. Sebab semua urusannya adalah urusanKu sendiri. [BCH, No.723] 

Jiwa-jiwa tetap binasa, biarpun Aku telah mengalami sengsara yang pedih. Aku memberi mereka pertolongan terakhir, yaitu Pesta KerahimanKu. Bila mereka tidak menghormati kerahimanKu, mereka akan binasa untuk selama-lamanya....Tulislah, bicaralah kepada jiwa-jiwa tentang kerahimanKu yang besar, sebab sudah dekatlah hari yang dahsyat, hari keadilanKu. [BCH, No. 965]
  


 
Sumber: Yesus Engkaulah Andalanku-Devosi Kepada Kerahiman Ilahi, Stefan Leks

Tidak ada komentar: