Rabu, 13 Maret 2013

PENGALAMAN MISTIK
ST. LOUIS MARIE DE MONTFORT




Santo Louis Marie Grignion de Montfort  
Santo Louis Marie Grignion de Montfort adalah salah satu orang kudus Gereja yang hidup di akhir zaman keemasan mistik Perancis (abad XVII), di mana fenomena mistik mengalami perkembangan, bahkan terlalu berlebihan sehingga terjerumus ke dalam quietisme dan di awal zaman baru, zaman terang budi (Abad XVIII), di mana fenomena mistik dibatasi pada hal-hal yang "biasa", sebagai suatu usaha manusiawi belaka. Dalam situasi itu St. Louis Marie de Montfort ternyata tidak terjerumus ke dalam dua ekstrem pengertian mistik tersebut. Ia justru mampu memadukan keduanya secara seimbang.

Pengalaman Mistik St. Louis Mariede Montfort
Pengalaman mistik merupakan pengalaman tersentuhnya atau (meminjam istilah St. Yohanes dari Salib) terbakarnya manusia oleh cinta Allah yang mengagumkan schingga manusia dipersatukan dan diubah oleh-Nya. Hal itu berarti bahwa dalam pengalaman mistik terdapat suatu peristiwa di mana seseorang merasa disentuh, dibakar. 

Untuk sampai ke peristiwa tersebut, seorang mistikus mengalami suatu perjalanan, perjuangan yang cukup panjang. Hal itu pun dialami St. Montfort. Pengalaman mistik Montfort bukanlah suatu pengalaman ajaib, spektakuler yang didapat secara tiba-tiba, tanpa usaha, tetapi pengalaman yang didapat melalui perjuangan yang panjang. Dengan kata lain, pengalaman yang didapat melalui proses pendewasaan manusia beriman dalam totalitas hidupnya. Akan tetapi, pengalaman itu sendiri tetap merupakan rahmat cinta kasih Bapa, karunia Roh Kudus.

Periode Pencarian Allah (1692 - 1703 )
Periode ini berawal dari peristiwa perjalanan Montfort dari Rennes menuju Paris, untuk melanjutkan studinya di seminari Saint Sulpice pada 1692. Dalam perjalanan itu, ia mengambil keputusan untuk mempercayakan diri secara total kepada Allah lewat penyelenggaraan Ilahi-Nya dan menyatakan untuk tidak memiliki sesuatu apa pun."
 
Sejak peristiwa itu, seluruh perhatiannya hanya diarahkan untuk mencari Allah dan menjalin relasi dengan-Nya melalui pembaktian diri secara total kepada Yesus Kristus melalui tangan Maria. Tujuan usaha pencariannya itu adalah demi kesempurnaan hidup, yaitu persatuan yang utuh, total, dan sempurna dengan Yesus. 

Pada tahun-tahun pertama imamatnya (1701-1702), Montfort mengalami konflik batin dalam dirinya mengenai adanya dua pandangan untuk mencapai kesempurnaan hidup yaitu pandangan yang menekankan hidup tersembunyi dan pandangan yang menekankan hidup misi, namun lewat perjuangan batin yang panjang akhirnya pada tahun-tahun itu juga,ia berhasil memadukan keduanya secara seimbang. Ia pun mampu menginternalisasikan kehadiran Allah sebagai Sang Penyelenggara Ilahi dan kehadiran Perawan Tersuci. Hal itu terungkap dalam suratnya kepada pastor Leschassier, pemimpin seminari Saint Sulpice:
"...... Saya menemukan, bapaku yang terkasih, begitu banyak kekayaan dalam Penyelenggaraan ini dan begitu banyak kekuatan dalam santa Perawan Maria, sehingga mereka secukupnya memperkaya kemiskinanku dan menopang kelemahanku. Tanpa kedua penopang ini saya tidak mampu apa-apa.”

Setelah mengalami perjalanan panjang untuk mencari Allah dan menjalin relasi dengan-Nya, akhirnya pada 1703-1704, Montfort mengalami persatuan dengan Allah yang selama ini dicarinya. Dalam pengalamannya itu, ia mengenal Allah secara mendalam.  
  
Periode Pengenalan Akan Allah (1703 - 1704 )
Periode ini terjadi ketika Montfort berada di Paris. Keadaan Montfort pada waktu itu sangat menyedihkan. Ia ditinggalkan dan ditolak oleh sahabat-sahabatnya. Selain itu, la dilarang untuk melakukan karya pastoralnya, seperti berkotbah dan memberi sakramen pengakuan. Ia pun diusir dari rumah sakit umum Salpêtrière, tempat di mana ia tinggal dan melayani para pasien dan gelandangan. Akhirnya, ia harus tinggal di bawah tangga rumah yang gelap dan lembab di sudut jalan Pot de Fer.
 
Di tempat itu, Montfort menghabiskan waktunya untuk bercengkerama dengan Allah, dengan merenungkan bacaan-bacaan Kitab Suci, khususnya Kitab-kitab Kebijaksanaan dan surat-surat St. Paulus. Dan, dalam kesendirian dan keterasingannya itu, Montfort justru mengalami persatuan yang mesra dengan Allah yang selama ini dicarinya.
 
Pengalaman mistik tersebut membawa Montfort ke dalam suatu pengalaman dan pengenalan akan Allah yang begitu mesra dan mendalam. Sejak peristiwa itu, seluruh karya yang dilakukannya bukan lagi didasari oleh rasa takut akan penghukuman Allah, tetapi didasari dan diresapi oleh cinta. Selain itu, ia tidak lagi sibuk mencari berbagai macam cara untuk mendapatkan cinta Allah karena Sang Cinta sendiri ditemukan dan dialami meraja dalam hatinya. 
 
Pengenalan akan Yesus Kristus Dasar Pengenalan akan Allah Bapa Yang Maha Cinta
Pengalaman mistik Montfort merupakan pengalaman tersentuhnya, terbakarnya jiwa oleh cinta kasih Allah sehingga ia mengalami persatuan dengan-Nya. Dalam pengalaman itu, ia mengalami perubahan dalam mengenal dan memandang Allah, yakni dari Allah yang Mahakuasa, Mahaagung menjadi Bapa Yang Mahacinta.
 
Pengalaman pengenalan ini merupakan hasil dari refleksi, permenungan yang keras mengenai misteri-misteri cinta kasih Allah, yakni misteri inkarnasi dan misteri salib. Pengenalan Montfort akan Allah sebagai Bapa yang Mahacinta memuncak dalam misteri salib. Montfort melihat bahwa salib bukanlah ekspresi kemarahan Allah terhadap manusia, tetapi revelasi kemuliaan dan penyerahan cinta kasih secara total kepada manusia. Bagi Montfort, Pengalaman dan pengenalan misteri Salib menjadi dasar pengalaman mistiknya. 
 
Pengalaman Persatuan Kristus dan Maria dalam Jiwa 
Pengalaman persatuan Yesus Kristus, Sang Cinta, dalam jiwa merupakan puncak pengalaman mistik Montfort. Akan tetapi, berkat kontemplasi yang  dalam akan misteri inkarnasi, Montfort mengalami bahwa persatuan Kristus dalam jiwa tidak dapat dilepaskan dari persatuan Kristus dengan ibunda-Nya, Maria.

Pengalaman persatuan Kristus dan Maria dalam jiwa sangat meresapi hidup Montfort. Dalam seluruh hidupnya, Montfort menyerahkan diri secara total kepada Yesus Kristus melalui Bunda Maria. Di bawah bimbingan bunda Maria, ia menceburkan diri dalam kasih Kristus dan bersama Maria kerinduannya untuk besatu dengan Kristus diintensifkan. Bagi Montfort, menyerahkan diri dalam bimbingan Maria berarti menyerahkan diri ke dalam bimbingan Roh Allah sebab Maria tidak pernah membiarkan dirinya dibimbing oleh rohnya sendiri, tetapi Roh Allah lah yang menguasai clan meraja dalam diri Maria. Dari pengalaman mistiknya ini, Montfort mengungkapkan bahwa jalan termudah, teraman untuk mencapai kesempurnaan Kristiani adalah persatuan dengan Kristus melalui Maria. 
 
Sarana sarana untuk Mencapai Pengenalan dan Persatuan dengan Yesus Kristus 
Montfort menyerahkan seluruh hidup dan karyanya untuk membawa orang kristen ke dalam pengenalan dan persatuan dengan Yesus Kristus, Sang Kebijaksanaan. Untuk mencapai pengenalan dan persatuan itu, Montfort menawarkan empat sarana atau jalan, yakni kerinduan yang berapi-api, doa terus menerus, pengosongan total, dan pengabdian kepada bunda Maria. Akan tetapi, Montfort menegaskan bahwa sarana-sarana itu adalah pemberian, anugerah dari Allah. Dengan demikian, sarana-sarana itu tidak akan menipu orang yang melaksanakannya. 
    
 
Sumber: Pengalaman Mistik Santo Monfort (Josep Putra Dwi Darma Watun, S.M.M.)

 

Tidak ada komentar: