Senin, 22 Januari 2018

REINKARNASI DAN KERASUKAN SETAN
(dikutip dari: Injil Sebagaimana Diwahyukan Kepadaku, Jilid 4)[Puisi Manusia-Allah]


Percakapan Yesus dengan para muridnya:

Negeri memudar dalam damai tenang malam tak berbintang. Hanya terang redup bintang-bintang memperlihatkan bayangan gelap pepohonan dan bayangan putih rumah-rumah. Tak ada yang lain. Beberapa burung malam mengepak-ngepakkan sayap diam-diam sekitar rumah Susana, dalam upaya mencari serangga, melesat lewat dekat orang-orang yang duduk di teras sekeliling sebuah lampu, yang menyorotkan terang redup kekuningan pada wajah-wajah mereka yang berkumpul sekeliling Yesus. Marta, yang pastinya ngeri akan kelelawar, man denjerit setiap kali seekor kelelawar noctule besar melesat lewat dekatnya. Yesus sebaliknya sibuk dengan ngengat-ngengat yang tertarik oleh lampu dengan lengan-Nya yang panjang Ia berusaha menjauhkan mereka dari api.

"Keduanya adalah binatang yang sangat bodoh," kata Tomas. Yang pertama salah menganggap kita sebagai lalat hijau, yang lain salah menganggap api sebagai matahari dan akhirnya terbakar. Mereka tidak punya bahkan bayangan otak."

"Mereka itu binatang. Apa kau berharap mereka dapat berpikir?" tanya Iskariot.

"Tidak. Tapi aku ingin mereka setidaknya punya insting."

"Mustahil mereka memilikinya. Aku berbicara tentang ngengat. Sebab mereka mati sesudah upaya pertama mereka. Insting muncul dan berkembang melalui pengalaman mengejutkan yang menyakitkan," komentar Yakobus Alfeus.

"Dan bagaimana dengan kelelawar? Mereka seharusnya memilikinya sebab mereka hidup selama bertahun-tahun. Mereka bodoh, itu saja," jawab pedas Tomas.

"Tidak, Tomas. Tidak lebih bodoh dari manusia. Sering kali manusia juga seperti kelelawar-kelelawar yang bodoh. Mereka terbang, atau tepatnya mereka mengepak-ngepakkan sayapnya, seperti orang mabuk, sekeliling hal-hal yang hanya dapat menyebabkan kesedihan. Itu dia: saudara-Ku sudah memukul jatuh seekor dengan mantolnya. Berikan pada-Ku," kata Yesus.

Yakobus Zebedeus, yang di kakinya si kelelawar yang bingung sudah jatuh dan sekarang menggelepar dengan canggung di atas lantai, memungutnya dengan dua jari pada satu dari sayap-sayapnya yang seperti membran dan mengulurkannya, seolah sehelai gombal kotor, dan menempatkannya di atas pangkuan Yesus.

"Ini dia binatang yang tidak waspada. Biarlah kita membiarkannya dan kalian akan lihat bahwa dia akan pulih, tetapi tidak mengubah kelakuannya."

"Suatu upaya penyelamatan yang aneh. Aku pasti akan sudah membunuhnya," kata Iskariot.

"Jangan. Kenapa? Dia punya hidup juga, dan dia ingin hidup," jawab Yesus.

"Aku pikir tidak. Dia entah tidak tahu bahwa dia punya hidup atau tidak ingin hidup. Dia membahayakan hidupnya!"

"Oh! Yudas! Yudas! Betapa kau akan berlaku keras terhadap para pendosa, terhadap manusia. Juga manusia tahu bahwa mereka punya satu hidup dan hidup yang lainnya dan mereka tidak ragu untuk membahayakan keduanya, yang satu maupun yang lainnya."

"Apakah kita punya dua hidup?"

"Hidup jasmani dan hidup jiwa, kau tahu itu."

"Ah! Aku pikir Engkau sedang berbicara tentang reinkarnasi. Sebagian orang mempercayainya."

"Tidak ada reinkarnasi. Tetapi ada dua hidup. Dan kendati demikian manusia membahayakan keduanya. Andai kau adalah Allah bagaimana kau akan menghakimi manusia, yang dianugerahi akal budi di samping insting?"

"Dengan keras. Terkecuali dia adalah orang yang tidak waras otaknya."

"Tidakkah kau akan mempertimbangkan situasi-situasi yang membuat manusia gila secara moral?"

"Tidak, tidak akan."

"Jadi kau tidak akan berbelas-kasihan pada siapa pun yang mengenal Allah dan mengenal Hukum, dan kendati demikian berdosa."

"Aku tidak akan berbelas-kasihan. Sebab manusia harus dapat mengendalikan dirinya sendiri."

"Dia seharusnya dapat."

"Dia harus, Guru. Suatu aib yang tak dapat diampuni jika seorang dewasa melakukan dosa-dosa tertentu, teristimewa ketika tiada suatupun yang memaksanya."

"Dosa-dosa yang manakah menurutmu?"

"Dosa-dosa sensualitas yang pertama. Orang merendahkan dirinya sendiri tanpa dapat diperbaiki…"

Maria dari Magdala menundukkan kepalanya… Yudas melanjutkan: "… dan orang yang merusak orang-orang lainnya juga, sebab semacam ragi terpancar keluar dari tubuh orang-orang yang tidak murni dan itu mengganggu bahkan orang-orang yang murni dan mendorong mereka untuk meniru yang tidak murni…"

Sementara Magdalena menundukkan kepalanya lebih dalam, Petrus berkata: "He, kamu! Jangan terlalu keras! Yang pertama bersalah atas aib yang tak dapat diampuni macam itu adalah Hawa, dan kau tidak akan mengatakan padaku bahwa dia dirusakkan oleh pancaran ragi tidak murni dari seorang yang berhasrat berahi. Bagaimanapun aku ingin kamu tahu bahwa, sepanjang menyangkut aku, bagaimanapun aku tidak akan terganggu bahkan andai aku duduk dekat seorang yang cabul. Itu urusannya…"

"Orang selalu tertular dengan berada di dekatnya. Jika tubuhnya tidak, maka jiwanya ya, dan itu lebih buruk."

"Kau kelihatan seperti seorang Farisi! Maafkan aku, jika demikian halnya maka orang seharusnya mengunci diri dalam sebuah menara kristal dan tinggal di sana, terpenjara."

"Tetapi, janganlah percaya, Simon, bahwa itu akan membantumu. Pencobaan-pencobaan lebih mengerikan dalam kesendirian," kata Zelot.

"Oh! Baiklah! Itu akan bagai mimpi. Tidak mencelakakan," jawab Petrus.

"Tidak mencelakakan? Tidak tahukah kau bahwa pencobaan menghantar pada gagasan, gagasan pada kompromi demi bagaimanapun memuaskan insting orang yang bangkit, dan lalu kompromi membuka jalan ke pembenaran dosa di mana sensualitas digabungkan dengan pemikiran?" tanya Iskariot.

"Aku tidak tahu menahu mengenai itu semua, Yudasku tersayang. Mungkin karena aku tidak pernah menggagas, seperti katamu, suatu hal tertentu. Tetapi aku pikir bahwa kita sudah pergi sangat jauh dari kelelawar dan bahwa adalah suatu kerja yang bagus bahwa kau bukan Allah. Jika tidak kau akan sama sekali seorang diri di Firdaus, dengan kekerasanmu. Apa kata-Mu, Guru?"

"Aku katakan bahwa adalah bijaksana untuk tidak terlalu mutlak sebab para malaikat Tuhan mendengarkan perkataan-perkataan manusia dan mencatatnya dalam kitab-kitab abadi dan akan dapat tidak menyenangkan suatu hari kelak dikatakan: 'Terjadilah padamu seturut penghakimanmu sendiri.' Aku katakan bahwa jika Allah mengutus Aku itu berarti bahwa Ia hendak mengampuni semua dosa-dosa yang atasnya manusia bertobat, sebab Ia tahu betapa lemahnya manusia, karena Setan. Yudas, katakan pada-Ku: apa kau setuju bahwa Setan dapat menguasai suatu jiwa hingga memaksakan paksaan atasnya, yang dapat mengurangi beratnya dosa di mata Allah?"

"Tidak setuju. Setan dapat merusak, tetapi bagian yang inferior saja."

"Kau menghujat, Yudas anak Simon," seru Zelot dan Bartolomeus nyaris bersamaan.

"Kenapa? Dengan cara apa?"

"Kau membuat Allah dan Kitab berdusta. Kita baca di dalamnya bahwa Lucifer merusak juga bagian yang superior, dan Allah, melalui sabda-Nya, sudah mengatakannya kepada kita berulang kali," jawab Bartolomeus.

"Dikatakan juga bahwa manusia punya kehendak bebas. Yang artinya Setan tidak dapat melakukan kekerasan terhadap pikiran dan perasaan manusia. Bahkan Allah tidak melakukannya."

"Tidak, Allah tidak melakukannya, sebab Ia adalah Keteraturan dan Kesetiaan. Tetapi Setan melakukannya, sebab dia adalah Ketidakteraturan dan Kedengkian," Zelot bersikeras.

"Kedengkian bukanlah sentimen yang dipertentangkan dengan kesetiaan. Kau salah."

"Aku benar, sebab jika Allah adalah Kesetiaan dan karenanya tidak akan ingkar untuk memenuhi perkataan-Nya untuk membiarkan manusia bebas dalam perbuatan-perbuatannya, roh jahat tidak dapat mengingkari perkataan yang demikian, sebab dia memang tidak pernah menjanjikan kehendak bebas kepada manusia. Tetapi benar bahwa dia adalah Kedengkian dan karenanya menyerang Allah dan manusia, menyerang kebebasan intelektual manusia, di samping tubuhnya, dengan mengurangi kebebasan berpikir macam itu ke perbudakan dalam orang-orang yang dirasukinya, dengan jalan mana orang melakukan perbuatan-perbuatan, yang tidak akan dilakukannya, andai dia bebas dari Setan," Zelot bersiteguh.

"Aku tidak setuju."

"Jadi, bagaimana dengan orang-orang yang kerasukan? Kau menyangkal bukti dari fakta-fakta," teriak Yudas Tadeus.

"Orang-orang kerasukan itu tuli, atau bisu atau gila. Mereka tidak cabul."

"Itukah satu-satunya kejahatan yang ada dalam pikiranmu?" tanya Tomas ironis.

"Itu adalah yang paling umum dan paling rendah."

"Ah! Aku pikir itu adalah yang kau kenal dengan lebih baik," kata Tomas tertawa. Yudas melompat bangun seolah dia ingin bereaksi. Tetapi dia mengendalikan diri dan turun ke bawah dan lalu berjalan pergi melintasi ladang-ladang.

Ada keheningan… Kemudian Andreas berkata: "Gagasannya tidak sama sekali salah. Sesungguhnya orang akan berkata bahwa Setan menguasai hanya indera: penglihatan, pendengaran, perkataan dan otak. Tetapi, Guru, bagaimanakah perbuatan-perbuatan jahat tertentu dapat dijelaskan? Apakah itu bukan kerasukan? Doras, misalnya?..."

"Doras, seperti katamu, untuk tidak menjadi tanpa cinta kasih terhadap siapa pun, dan kiranya Allah mengganjarimu untuk itu, atau Maria, seperti kita semua tahu, dan dia adalah yang pertama tahu, sesudah petunjuk-petunjuk jelas yang tanpa kasih dari Yudas, adalah mereka yang secara lebih sepenuhnya dirasuki oleh Setan, yang memperluas kuasanya atas ketiga kuasa besar manusia. Itu adalah kerasukan yang paling menindas dan tidak kentara, dari mana hanya mereka yang dapat membebaskan diri mereka sendiri yang sangat sedikit direndahkan dalam jiwa mereka sehingga masih dapat mengenali undangan dari Terang. Doras tidak cabul. Tetapi bahkan meski begitu dia tidak mau datang kepada sang Penebus. Dan itulah di mana terletak perbedaannya. Yakni, sementara dalam kasus orang-orang yang gila, bisu, tuli, buta sebab kerasukan roh jahat, sanak keluarga mereka berupaya dan melakukan apa yang perlu untuk membawa mereka kepada-Ku, dalam kasus mereka yang rohnya dirasuki, hanya roh mereka yang dapat mencari kebebasan. Itulah sebabnya mengapa mereka diampuni sekaligus dibebaskan. Sebab adalah kehendak mereka untuk memulai perlawanan terhadap perbudakan roh jahat. Dan sekarang marilah kita pergi dan beristirahat. Maria, sebab kau tahu bagaimana rasanya dijerat, berdoalah bagi mereka yang memberikan diri mereka sendiri dari waktu ke waktu pada perbuatan si Musuh, dengan berbuat dosa dan menyebabkan kesedihan."

"Ya, Guru-ku. Akan aku lakukan. Dan tanpa prasangka buruk apapun."

Sumber :http://yesaya.indocell.net/




WONDERFUL INDONESIA
Image result for candi di jawa Tengah
Prambanan Temple, Middle Java-Indonesia
  
Borobudur Temple, Middle Java-Indonesia
Image result for candi di jawa Tengah
Plaosan Temple, Middle Java-Indonesia
Sukuh Temple, Middle Java-Indonesia
Mendut Temple, Middle Java-Indonesia
Sewu Temple, Middle Java-Indonesia
Lumbung Temple, Middle Java-Indonesia

Tidak ada komentar: