Minggu, 03 Januari 2016

The Hidden Paradise of Indonesia below
 
 
SELAMAT NATAL 2015


Natal menyatukan Muslim dan Kristen




Beberapa hari ini Gereja Katolik Keluarga Kudus berusia 128 tahun di Jammu dan Kashmir bagian utara menggelar berbagai kegiatan menyambut Natal. Gemuruh suara dan orang tertawa ketika anak-anak menyanyikan lagu-lagu Natal.

Tahun lalu paroki itu menutup kegiatan Natal, setelah banjir dahsyat melanda di negara itu pada September 2014, menewaskan lebih dari 300 orang, dan menyebabkan kerusakan yang meluas.

Paduan suara yang terdiri dari delapan sampai 10 anak membawakan lagu-lagu Natal.

Maryam Shammi, anggota paduan suara mengatakan bahwa ia mengundang teman-teman Muslim untuk merayakan Natal.

Dia mengatakan bahwa ia mengundang mereka ke rumahnya untuk makan siang Natal.

“Tahun ini, saya akan mengundang semua teman-teman saya dan kami akan menghabiskan Natal bersama,” katanya kepada ucanews.com.

Sekitar 650 orang Kristen yang tinggal di satu-satunya negara bagian yang mayoritas Muslim di India. Bagi komunitas Kristen, perayaan Natal memiliki kesempatan baik untuk membangun kerukunan antaragama.

Tetangga mereka beragama Islam biasanya berpartisipasi dalam perayaan Natal, bertukar hadiah dan menyampaikan salam.

Lila Richard, seorang umat berusia 82 tahun dan seorang pensiunan guru yang mengajar di sebuah sekolah misionaris Kristen di Srinagar, mengatakan Kristen dan Muslim telah hidup rukun selama puluhan tahun di Lembah Kashmir.

“Sejauh yang saya dapat memberitahu Anda, kami belum menghadapi bahaya apapun,” katanya.

Ketika seperatis muncul di Kashmir tahun 1988, insiden kekerasan terjadi setiap hari. Berbagai kelompok pemberontak telah berjuang melawan tentara India.

Beberapa orang ingin negara itu menjadi bagian dari negara tetangga Pakistan, yang lain menginginkan kemerdekaan penuh dari India.

Dengan munculnya pemberontakan bersenjata di Kashmir, ada beberapa kelompok militan radikal ingin membentuk kekhalifahan di wilayah tersebut. Mereka melarang bioskop, konser, dan pertunjukan budaya di Kashmir, pihaknya menyatakan praktek-praktek seperti “tidak Islami.”
 
Pastor Roy Mathew, kiri, berdoa di rumah keluarga Katolik sebelum Natal di Srinagar, Jammu dan Kashmir.


Peristiwa tersebut tidak hanya mengubah wacana politik Kashmir, tetapi juga membuat masyarakat minoritas khawatir karena akan menjadi sasaran kekerasan atas nama agama.

Tapi, tidak seperti masyarakat Hindu lokal, yang pada awal pemberontakan bersenjata melarikan diri ke lembah itu, orang Kristen tetap bersama dengan keluarga mereka.

Sekitar 50 keluarga tetap tersebar di seluruh wilayah itu, berhasil menghindari target.

Ketika kehidupan secara bertahap kembali normal dalam keadaan bergolak ini, kerukunan beragama berakar hingga generasi baru.

Pastor Roy Mathew mengatakan pendidikan telah membantu mengajar orang perlunya saling menghormati agama dan keyakinan mereka.

“Ada umat Muslim yang menyambut kami dan kami melihat umat Muslim lokal mengundang tetangga mereka untuk mengambil bagian dalam perayaan Natal di sini,” kata Pastor Mathew kepada ucanews.com.

Bagi Arya Disilva, berusia 13 tahun, Natal berarti menikmati kue-kue dengan teman-teman Muslimnya.

“Kami berdua menghabiskan perayaan Idul Fitri dan Natal bersama. Keluarga kami selalu mengundang satu sama lain,” katanya kepada ucanews.com.

Anak muda itu tidak melihat perbedaan di antara Idul Fitri dan Natal. “Kedua perayaan ini mengumpulkan umat Kristiani dan umat Muslim bersama-sama. Tidak ada agama memungkinkan kekerasan dan kita harus mengasihi umat manusia di atas semua,” kata Arya kepada ucanews.com.

Waheed Gulzar, seorang Muslim lokal belajar di Universitas Kashmir, berharap untuk berpartisipasi dalam perayaan Natal bersama teman Kristennya.

“Kami berdua menghabiskan perayaan Idul Fitri dan Natal bersama. Keluarga kami selalu mengundang satu sama lain,” kata Gulzar kepada ucanews.com.

“Sejauh ini orang di sini tidak ada konflik di antara Muslim dan Kristen pribumi di Kashmir,” katanya.

Javaid Ahmad, seorang sarjana penelitian Studi Islam, mengatakan bahwa dalam sejarah Kashmir, bahkan tidak ada satu contoh di mana umat Islam telah menyatakan setiap niat buruk terhadap orang Kristen.

“Orang-orang di sini sadar bahwa Kristen dan Islam mendukung konsep egalitarianisme, keadilan sosial, dan kejujuran,” katanya.

Ahmad mencatat bahwa tahun ini menyajikan adegan unik kerukunan beragama seperti pada 24 Desember sebelumnya, umat Islam merayakan kelahiran Nabi Muhammad, diisusul dengan perayaan kelahiran Yesus.

Sumber: ucanews.com



 

Borobudur Temple-Jawa Tengah, Indonesia

Prambanan Temple-Jawa Tengah, Indonesia
Raja Ampat-Papua, Indonesia
Rammang Maros-Sulawesi, Indonesia

Bromo Mountain-Jawa Timur, Indonesia
Pekalen-Jawa Timur, Indonesia


Conservation Of Sibolangit-Sumatera Utara, Indonesia

Crater Lake Of Rinjani-NTB, Indonesia
Waterfall of Lembah Anai-Sumatera Barat, Indonesia

Tidak ada komentar: