Minggu, 10 November 2013

Paus Fransiskus
"Secercah Kata dan Harapan"









Paus Fransiskus kirim uang untuk perempuan lansia yang kecopetan
16/10/2013

Paus Fransiskus dikenal gemar menelepon umat yang berkirim surat kepadanya. Biasanya, Paus akan memberi wejangan, dukungan dan tuntunan dalam pembicaraan teleponnya.

Namun, belum lama ini Paus memberi lebih dari sekadar simpati dan menjadi pendengar yang baik atas kesulitan umatnya. Paus mengirimkan uang sebesar 200 euro atau hampir Rp 3 juta untuk seorang perempuan tua yang kecopetan di dalam sebuah bus.

Perempuan Venesia berusia akhir 80-an tahun itu, dalam suratnya kepada Paus mengatakan, di dalam tasnya terdapat uang sebesar 54 euro atau sekitar Rp 800.000. Uang itu dicuri dalam bus ketika perempuan itu akan menjenguk suaminya di rumah sakit.

Pekan lalu, seorang pastor lokal terkejut mendapatkan sepucuk surat misterius tiba di gereja yang tak jauh dari kediaman perempuan itu.

Pastor Don Gianni Antoniazzi mengatakan tangannya gemetar saat mengetahui di amplop surat itu terdapat cap resmi Kementerian Luar Negeri Vatikan.

“Ini sebuah momen luar biasa. Paus tak hanya tahu bagaimana cara berinteraksi dengan umat, berkomunikasi dengan brilian, dan memberi mereka harapan,” kata Pastor Antoniazzi, seperti dilansir kompas.com.

“Namun, Paus juga melayani permintaan pribadi seperti ini,” lanjut dia.

Lalu bagaimana isi surat itu?

“Tolong kirimkan, uang ini kepada perempuan yang memintanya. Ini adalah hadiah dari Bapa Suci, yang juga memberikan berkatnya untuk dia dan suaminya,” demikian sebuah catatan dalam surat itu.

Pastor Antoniazzi kemudian mencairkan cek dari Vatikan itu dan memberikan uangnya kepada umat perempuan itu yang menerimanya dengan penuh rasa terkejut.

Langkah Paus ini hanya berselang sepekan setelah dia mengirim uang untuk korban selamat tenggelamnya kapal imigran di perairan dekat pulau Lampedusa yang menewaskan 300 orang.

Selain uang, Paus juga mengirimkan kartu telepon kepada para imigran agar mereka bisa menghubungi kerabatnya di Eropa atau di kampung halamannya.

Pada Senin (14/10/2013), Paus mengumumkan akan melelang sepeda motor Harley Davidson miliknya untuk mengumpulkan dana pembangunan penginapan bagi tuna wisma.

Sepeda motor itu merupakan hadiah bagi Paus setelah dia memberikan kotbah di hadapan 35.000 orang penggemar sepeda motor.

Sumber : http://indonesia.ucanews.com/2013/10/16/paus-fransiskus-kirim-uang-untuk-perempuan-lansia-yang-kecopetan/


Paus kritik sistem ekonomi yang mengidolakan uang
24/09/2013

Paus Fransiskus mengkritik sistem ekonomi global yang mengidolakan uang, dan salah satu dampaknya adalah penderitaan dan pengangguran. Dalam kunjungan ke Cagliari, ibu kota Sardinia, Paus bertemu penganggur, pekerja, termasuk para pekerja tambang.

“Saya menemukan Anda menderita di sini… hal itu melemahkan dan merampas harapan Anda,” katanya pada Minggu (22/9).

“Maaf jika saya menggunakan kata-kata yang keras, tetapi dimana tidak ada pekerjaan, tidak ada martabat,” katanya.

Paus kemudian memimpin Misa bersama sekitar 300.000 orang di luar katedral kota Cagliari. Kepada mereka dia mengatakan, “Kita tidak ingin sistem ekonomi global banyak merusak kehidupan kita, laki-laki dan perempuan harus berada di pusat (sistem ekonomi) sebagaimana Tuhan kehendaki, bukan uang.”

“Dunia telah menjadikan uang sebagai berhala,” kata dia. Paus mengakhiri pidatonya dengan doa meminta Tuhan untuk “memberi kita pekerjaan dan mengajar kita untuk memperjuangkan pekerjaan.”

Di dekat kota pelabuhan itu, massa sekitar 20.000 orang bersorak ketika Paus berbicara tentang hak-hak pekerja dan kehancuran kehidupan orang yang disebabkan oleh pengangguran.

Paus mengatakan, keluarganya sendiri harus pindah dari Italia ke Argentina dan kehilangan segalanya selama depresi ekonomi besar.

Tetapi banyak usaha di kawasan itu, khususnya di kota-kota besar dan daerah dengan pertanian dan industri rusak karena krisis ekonomi. Pabrik-pabrik ditutup dan tambang yang beroperasi dengan kapasitas yang rendah.

Paus menegaskan bahwa penilaiannya tidak terbatas pada situasi lokal. “Ini bukan masalah Italia dan Eropa … Ini adalah konsekuensi dari pilihan dunia, dari sistem ekonomi yang membawa tragedi ini, sistem ekonomi dengan pusatnya pada berhala yang disebut uang,” kata dia.
Sumber: http://indonesia.ucanews.com/2013/09/24/paus-kritik-sistem-ekonomi-yang-mengidolakan-uang/

 
Paus Fransiskus: Gereja “terobsesi” gay dan aborsi
20/09/2013

Paus Fransiskus, dalam sebuah wawancara panjang pertama selama masa kepausannya yang baru enam bulan, mengatakan bahwa Gereja Katolik Roma telah menjadi “terobsesi” untuk mengkhotbahkan masalah aborsi, pernikahan gay, dan kontrasepsi.

Paus menegaskan bahwa dia memilih tidak membahas isu-isu tersebut walau ada sejumlah tudingan dari beberapa kritikus.

Dalam bahasa yang terus terang, Paus Fransiskus berusaha untuk mengatur sebuah nada baru bagi Gereja. Ia mengatakan, Gereja harus menjadi “rumah untuk semua” dan bukan “sebuah kapel kecil” yang berfokus pada doktrin, ortodoksi, dan agenda terbatas tentang ajaran-ajaran moral.

“Tidak perlu membahas tentang masalah-masalah itu sepanjang waktu,” kata Paus kepada Pater Antonio Spadaro, rekannya sesama Yesuit, dan Pemimpin Redaksi La Civilta Cattolica, jurnal Yesuit Italia, yang isinya secara rutin disetujui Vatikan.

“Ajaran-ajaran dogmatis dan moral Gereja tidak semua setara. Pelayanan pastoral Gereja tidak boleh menjadi terobsesi untuk menyalurkan begitu banyak doktrin yang tidak saling berhubungan dan memaksakannya dengan keras. Kita harus menemukan sebuah keseimbangan baru, kalau tidak bahkan bangunan moral Gereja kemungkinan akan roboh seperti rumah kertas, kehilangan kesegaran dan keharuman Injil,” kata Paus.

Wawancara tersebut dilakukan dalam tiga pertemuan pada Agustus di tempat tinggal Paus di Casa Santa Marta, sebuah Wisma Vatikan. Paus Fransiskus memilih tinggal di sana ketimbang di apa yang dia sebut tempat yang lebih terisolasi di Istana Apostolik, tempat tinggal bagi banyak pendahulunya.

Wawancara tersebut dirilis serentak Kamis (19/9/2013) pagi oleh 16 jurnal Yesuit di seluruh dunia, dan mencakup refleksi panjang Paus tentang identitasnya sebagai seorang Yesuit. Paus Fransiskus secara pribadi memeriksa transkrip wawancara itu dalam bahasa Italia, kata Pastor James Martin SJ, editor lepas majalah Yesuit New York, America, sebagaimana diikuti harian New York Times.

Majalah America dan La Civilta Cattolica secara bersama-sama meminta Paus untuk memberikan wawancara, yang America kemudian publikasikan di majalah dan dalam bentuk e-book.

“Beberapa hal di dalam wawancara itu benar-benar mengejutkan saya,” kata Pastor Martin. “Dia tampak, bahkan lebih berpikiran bebas dari yang saya bayangkan.”

Kata-kata Paus baru itu sepertinya punya reperkusi di dalam Gereja yang para uskup dan imamnya di banyak negara sering muncul untuk memerangi aborsi, pernikahan gay, dan kontrasepsi sebagai prioritas kebijakan publik mereka.

Paus mengatakan, ajaran-ajaran itu “telah jelas” baginya sebagai “putra gereja,” tetapi semua itu harus diajarkan dalam konteks yang lebih luas. “Proklamasi kasih penyelamatan Allah datang sebelum imperatif moral dan agama,” kata Paus.

Sejak awal masa kepausannya pada Maret, Paus Fransiskus telah memilih untuk menggunakan sorotan global untuk fokus pada mandat gereja, yaitu melayani masyarakat miskin dan terpinggirkan. Karena itulah, dia menggunakan nama Fransiskus, merujuk pada Santo Fransiskus dari Asisi, untuk menegaskan keberpihakannya pada orang miskin dan terpinggirkan. Paus Fransiskus telah membasuh kaki para napi remaja, mengunjungi pusat pengungsi, dan memeluk peziarah cacat dalam audiensinya.

Kehadiran pastoral dan sikap sederhananya telah membuatnya sangat populer. Demikian menurut sejumlah survei terakhir. Namun, ada juga suara ketidakpuasan dari beberapa kelompok advokasi Katolik, dan bahkan dari beberapa uskup, yang telah memperhatikan sikap diamnya terkait aborsi dan pernikahan gay.

New York Times melaporkan, awal bulan ini, Uskup Thomas Tobin dari Providence, Rhode Island, AS, mengatakan kepada surat kabar keuskupannya bahwa dirinya “sedikit kecewa terhadap Paus Fransiskus” karena dia tidak berbicara tentang aborsi. “Banyak orang telah memperhatikan itu,” kata uskup itu sebagaimana dikutip.

Wawancara tersebut merupakan kali pertama Paus menjelaskan alasan di balik tindakan dan apa yang oleh sejumlah pihak dilihat sebagai pengabaiannya. Dia juga menjelaskan tentang komentar yang dibuatnya terkait homoseksualitas pada Juli lalu, saat berada di pesawat terbang ketika kembali ke Roma dari Rio de Janeiro, setelah merayakan Hari Pemuda Sedunia.

Dalam pernyataan yang kemudian menjadi berita utama di seluruh dunia, Paus baru itu berkata, “Siapakah saya (sehingga) harus menghakimi?” Ketika itu, beberapa orang mempertanyakan apakah Paus hanya merujuk pada gay dalam kaitannya dengan imamat di Gereja? Namun, dalam wawancara kali ini dia menegaskan bahwa dirinya berbicara tentang gay dan lesbian pada umumnya.

“Seseorang pernah bertanya kepada saya, dengan cara yang provokatif, apakah saya menyetujui homoseksualitas,” katanya kepada Pastor Spadaro. “Saya menjawab dengan pertanyaan lain, “Katakan padaku, ketika Tuhan melihat seorang gay, apakah Dia mendukung keberadaan orang itu dengan cinta, atau menolak dan mengutuk orang itu?” Kita harus selalu menghargai orang tersebut.”

Wawancara itu juga menampilkan sisi Paus sebagai manusia, yang mencintai Mozart dan Dostoevsky serta neneknya, dan film favorit Fellini La Strada.

Wawancara 12.000 kata itu berkembang sangat luas dan mengonfirmasi apa yang selama ini dicurigai orang-orang Katolik bahwa Paus Fransiskus sangat tidak mirip dengan para teolog Gereja maupun para politisi sayap kanan.

Dia mengatakan, sejumlah orang mengira dia merupakan seorang “ultrakonservatif” karena reputasinya ketika dia menjabat superior (pemimpin) Provinsi Yesuit di Argentina. Ia mengatakan, dia menjadi superior ketika berusia masih sangat muda, yaitu 36 tahun, dan bahwa gaya kepemimpinannya ketika itu terlalu otoriter. “Namun, saya tidak pernah menjadi orang yang berhaluan kanan (konservatif),” katanya.

Kini, kata Paus, dirinya lebih suka gaya kepemimpinan yang lebih konsultatif. Dia telah menunjuk sebuah kelompok penasihat beranggota delapan kardinal, sebuah langkah yang katanya direkomendasikan para kardinal di konsistori yang memilihnya. Mereka menuntut reformasi birokrasi Vatikan, kata dia, seraya menambahkan bahwa dari kedelapan orang itu, “Saya ingin melihat bahwa konsultasi ini nyata, bukan konsultasi seremonial.”

Paus mengatakan bahwa “menakjubkan” melihat keluhan tentang “kurangnya ortodoksi” mengalir ke kantor Vatikan di Roma dari kalangan Katolik konservatif di seluruh dunia. Mereka meminta Vatikan untuk menyelidiki atau mendisiplinkan para imam, uskup atau biarawati mereka. Keluhan seperti itu, kata Paus, “lebih baik ditangani secara lokal,” atau kantor Vatikan berisiko menjadi “lembaga sensor”.

Ketika ditanya apa artinya bagi dia “berpikir bersama Gereja”, sebuah frasa yang digunakan pendiri Yesuit, St. Ignatius dari Loyola? Paus Fransiskus mengatakan bahwa hal itu tidak berarti “berpikir bersama hierarki Gereja”.

Dia mengatakan dia memikirkan Gereja “sebagai umat Allah, para pastor dan umatnya. Gereja adalah totalitas umat Allah,” lanjutnya, sebuah gagasan yang dipopulerkan setelah Konsili Vatikan II tahun 1960, yang Paus puji telah membuat Injil jadi relevan dengan kehidupan modern, sebuah pendekatan yang dia sebut “benar-benar tidak dapat diubah”.  
 
Sumber : http://indonesia.ucanews.com/2013/09/20/paus-fransiskus-gereja-terobsesi-gay-dan-aborsi/

 
Paus telepon seorang perempuan yang hamil di luar nikah 10/09/2013

Di tengah liburan, telepon seluler milik Anna Romano tiba-tiba berdering. Nomor misterius yang tak dikenal tertera pada layar, dengan kode panggilan 06. Saat menjawabnya, perempuan 35 tahun itu kaget bukan kepalang. Peneleponnya bukan orang sembarangan. Dia adalah pemimpin 1,2 miliar umat Katolik, Paus Fransiskus.

“Itu adalah nomor Roma, dengan kode panggilan 06. Sesaat setelah penelepon mulai bicara, aku mengenali suaranya sebagai beliau. Aku sangat terkejut menerimanya. Paus mengatakan, dia telah menerima suratku dan ingin bicara secara pribadi tentang itu,” kata Anna, seperti dikutip Daily Mail, Jumat 6 September 2013, dan dilansir liputan6.com.

Anna menambahkan, Paus hanya ingin meyakinkan bahwa ada seseorang yang mengkhawatirkannya, peduli dengan dirinya. “Kami hanya bicara lewat telepon secara pribadi beberapa menit, tapi hatiku dipenuhi kegembiraan. Saat bicara dengannya, aku mengusap perutku beberapa kali,” tambah dia. Mengelus perutnya yang membuncit berisi calon buah hatinya.

Sebelumnya, Anna menulis sepucuk surat kepada Paus pada musim panas lalu. Pegawai sebuah toko asal Arezzo, dekat Florence, Italia tengah itu menceritakan kegundahannya saat mengetahui ia hamil dari hubungannya dengan seorang pria — yang tanpa sepengetahuannya sudah menikah dan memiliki seorang anak. Pria itu memintanya menggugurkan kandungannya.

Padahal Anna yang sebelumnya pernah menikah dan bercerai itu awalnya menduga pria tak bertanggung jawab tersebut adalah sosok impiannya.

Dalam suratnya, Anna menceritakan posisinya yang dilematis. Namun, akhirnya ia membuat keputusan. “Aku berkata pada dia (pasangannya), aku tak akan aborsi. Titik. Aku juga minta dia keluar dari hidupku,” kata Anna menceritakan isi suratnya kepada Paus.

Anna mengaku, saat menulis surat itu ia dalam kondisi putus asa dan sedih. Kenapa menulis surat kepada Paus? Menurutnya, ia tak punya orang lain untuk bersandar setelah terhina dan dikhianati.

“Aku menuliskan alamat surat yang sederhana, untuk Paus Fransiskus di Vatikan, memasukkannya ke kotak surat. Aku tak mengharapkan balasan, tapi saat berlibur, aku justru mendapat telepon dari Paus secara pribadi.”

Anna memang pernah melihat Paus Fransiskus secara langsung, hanya sekali, di Basilika Santo Petrus. Namun, tak pernah terpikir, Paus akan meneleponnya dan berbicara dengan penuh perhatian.

“Ia meyakinkanku, bahwa anak adalah anugerah Tuhan, pertanda Ilahiah. Dan bahwa aku tak akan dibiarkan sendirian,” kata Anna.

“Paus juga mengatakan, aku sudah bersikap tabah dan kuat demi bayiku. Lalu aku berkata, ingin membaptis anakku saat ia lahir, tapi aku takut karena aku sudah bercerai dan seorang ibu tunggal. Namun, Paus berkata, ia akan menjadi ayah spiritualku dan membaptis bayiku.”

Anna mengaku tak yakin, Paus benar-benar akan membaptis bayinya secara langsung. “Namun, aku berandai-andai seandainya Paus membaptis anakku, itu akan sangat berarti. Seperti panggilan teleponnya yang mengubah hidupku,” tambah dia.

Anna menambahkan, ia belum tahu jenis kelamin bayinya, “Tapi jika Paus membaptisnya, dan jenis kelaminnya adalah laki-laki, aku pastikan nama anakku — Francis (Fransiskus).”

 
Menelepon Seorang Gay

Sejak awal dinobatkan, Paus Fransiskus tak hanya tampil sebagai sosok sederhana, tapi juga manusiawi dan melakukan pendekatan dari hati ke hati dengan sesama manusia.

Ia biasa membuat panggilan telepon langsung dari kantornya dan dengan ringan berkata, “Halo, saya Paus”, yang membuat penerimanya terkesima.

Paus diketahui pernah menelepon seorang siswa Italia bulan lalu, juga seorang pria yang baru kehilangan adiknya yang terbunuh, menghubungi agen koran di kampung halamannya di Buenos Aires untuk membatalkan langganan surat kabarnya, serta seorang pembuat sepatu — memintanya untuk tak usah repot-repot membuat sepatu kulit warna merah tradisional kepausan yang mahal.

Paus Fransiskus juga mengabaikan etiket saat menghubungi Christophe Trutino, seorang gay berusia 25 tahun dari Toulouse, Prancis, dengan mengatakan, “Homoseksualitasmu — itu bukan masalah.” Membuat orang yang diteleponnya menitikkan air mata haru.

Sebelumnya Christophe menulis surat untuk Paus, menceritakan kesulitannya menyelaraskan imannya sebagai pemeluk Katolik Roma: “aku seorang Katolik, tapi aku gay,” kata dia dalam suratnya.

Sumber : http://indonesia.ucanews.com/2013/09/10/paus-fransiskus-telepon-seorang-perempuan-yang-hamil-di-luar-nikah/

 
Paus Desak Para Uskup Bawa Pesan Gereja ke Warga Miskin

Paus Fransiskus mendesak Uskup-Uskup Katolik menyebarkan pesan Katolik kepada daerah paling miskin di dunia dalam khutbah hari Sabtu (27/7).

Paus Fransiskus mendesak Uskup-Uskup Katolik agar mereka melakukan “turba” atau turun ke bawah dan keluar dari gereja serta menyebarkan pesan Katolik kepada daerah paling miskin di dunia dalam kotbah hari Sabtu (27/7).

Paus kelahiran Argentina itu berpidato di hadapan ratusan uskup dan imam ketika berlangsung Misa di katedral Rio de Janeiro. Kata Paus, “kita tidak bisa mengurung diri dalam batas-batas paroki kita, di dalam masyarakat kita, saat begitu banyak orang merindukan pesan Injil." “Tidak cukup sekedar membuka pintu gereja” kata Paus, “tetapi kita harus keluar dari pintu itu dan bertemu dengan rakyat.”

Seruan Paus untuk menyemangati gereja itu juga disampaikan kepada warga muda selama lawatannya ke Brasil di mana ia menghadiri festival remaja Katolik, yang juga dikenal sebagai Hari Remaja Sedunia. Pada Kamis, Paus sendiri melakukan kontak dengan warga miskin ketika mengunjungi salah satu daerah paling miskin dan kumuh dari Rio de Janeiro yang juga disebut favela.

Sumber:http://www.voaindonesia.com/content/paus-desak-uskup-kunjungi-kaum miskin/1711475.html


Paus Fransiskus sampaikan selamat Idul Fitri

Rabu, 7 Agustus 2013 23:47 WIB

Jakarta (ANTARA News) - Pemimpin Tahta Suci Vatikan, Paus Fransiskus, menyampaikan selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriyah kepada umat Muslim melalui Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dengan menekankan pada perbuatan saling menghormati antarumat beragama di dunia. Pesan tersebut diteruskan oleh Sekretaris Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan (HAK) KWI, Romo Benny Susetyo, kepada ANTARA News, Rabu malam. "Biasanya pesan itu dikeluarkan oleh Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama. Namun, Paus Fransiskus ingin secara pribadi mengirim pesan itu kepada umat Islam di dunia saat mereka merayakan Idul Fitri," katanya. Dalam pesan itu, menurut dia, Paus mengangkat tema untuk direfleksikan dan menjadi kepedulian bersama bagi umat Muslim dan Nasrani, yaitu untuk meningkatkan rasa saling menghormati melalui pendidikan.

Paus Fransiskus mengajak kaum Muslim dan Nasrani untuk saling menghormati satu sama lain, pertama-tama adalah hidup, integritas fisik, martabat dan hak-hak yang berasal dari martabat tersebut, yaitu reputasi, harta benda, identitas etnis dan budaya, ide-ide serta pilihan politik.
Paus menegaskan, jika terjadi kerisauan antaragama, terutama di antara umat Nasrani dan Muslim, maka seluruh umat manusia dipanggil untuk dapat menghormati agama sesama.
Secara khusus, Paus Fransiskus meminta seluruh pihak untuk menghormati para pemimpin agama dan tempat-tempat ibadah.

Paus juga mengatakan bahwa orang-orang muda, baik Muslim maupu Nasrani, harus dididik untuk dapat menghormati agama lain dan para pengikutnya, serta menghindari perbuatan tercela dengan merendahkan keyakinan sesama manusia. "Paus berharap agar umat Islam dan Nasrani dapat menjadi promotor sejati dengan saling menghormati dan menjalin persahabatan," ujar Romo Benny menambahkan.

Editor: Priyambodo RH

Sumber: http://www.antaranews.com/berita/389594/paus-fransiskus-sampaikan-selamat-idul-fitri


Tidak ada komentar: