Pater Reus sangat dihargai karena telah mengungkapkan berkat misteri dari agama kita, katolik, di mana dengan jiwanya ia dapat mengalaminya, ini berarti secara spiritual, bukan yang berhubungan dengan pancaindera dan terjadi selama tigapuluhlima tahun.
Dia diperbolehkan melihat dengan jelas bahwa Misa Kudus merupakan unsur yang paling utama dalam setiap pemujaan terhadap Allah, penyembahan dan pengungkapan syukur yang paling tinggi dan sumber rahmat yang tak pernah habis. Pengalaman mistis ini tidak hanya meningkatkan iman bagi dirinya sendiri, tetapi membuatnya semakin dalam dan bersemangat.
Dengan cara yang jelas dan luar biasa ia boleh mengalami Imam Agung Ilahi bekerja dan hidup dalam imam yang diberkati di dunia. Kerap kali Pater Reus melihat dalam tangan imamnya, tangan Sang Penebus yang bercahaya. Demikian ditulisnya pada tanggal 17 Agustus 1937, " Menakjubkan! Pada saat Konsekrasi Kudus, aku melihat lagi tangan Tuhan Penebus yang bercahaya, bagaimana Ia bersamaku dan dalam diriku membuat berbagai gerakan. Dengan jelas kurasakan berat tanganNya, bagfaimana dua suara mengatakan perkataan yang sama, yaitu suara diriku dan suara Tuhan Penebus. Aku mendengar suara Tuhan bukan dengan pancaindera badaniah, karena hingga saat ini aku tak pernah mengalami hal yang demikian dengan pancaindera badaniahku. Tetapi sepertinya aku juga mendengar dengan telinga badaniahku. Pada waktu konsekrasi anggur dengan jelas kudengar bagaimana Penyelamat mengatakan kata-kata konsekrasi dalam diriku dan bersamaku, dan bagaimana, pada waktu mengangkat piala, tangan-Nya yang baik bercahaya, berada dalam tanganku".
Tuhan sendiri-demikian berulangkali pengakuan Pater Reus- merayakan Misa Kudus bersamaku. Dalam persatuan dengan Kristus ini, Pater Reus juga melihat dengan jelas Ibu Sang Penebus sering mendampinginya. Dia melihat bagaimana Bunda Allah yang terkasih, setelah Konsekrasi Kudus meletakkan tangannya di atas bahunya atau di atas dirinya, dan pada waktu yang lain ia mengatakan, " Aku mellihat Tuhan yang baik di kayu salib dan di sebelah kanan-Nya Perawan Maria yang suci, yang pada waktu pengorbanan-Nya yang berdarah tetap berada di dekat-Nya dengan penuh kesetiaan melihat pada-Nya.
Ketika Pater Reus pada permulaan Misa Kudus dengan khidmat membuat tanda salib, baginya hal ini bukan hanya merupakan suatu formalitas saja. Ia menyadari bahwa dengan tanda salib itu maka pengulangan kembali Misteri Kurban Salib dimulai sebagai penghormatan kepada Tritunggal Mahakudus. Demikian ditulisnya pada 22 Juli 1940, " Sejak semula aku melihat Tritunggal Yang Mahakudus berada dekat aku".
Ketika Pater Reus (25 September 1941) pada waktu Doa Pembukaan membungkukkan badannya, tiba-tiba ia melihat dua baris malaikat, naik ke tahta Tritunggal Yang Mahakudus, yang bersamaan saat ia membungkuk dengan penuh hormat.
Ketika ia berdoa Tuhan Kasihanilah Kami (Kyrie) ia melihat ( 26 Februari 1941) bagaimana dari Hati Yesus Yang Mahakudus keluar arus yang menyiraminya. Baginya hal ini merupakan suatu tanda bahwa ia disucikan oleh aliran ini. Tidak sia-sia kita memohon Kerahiman Tuhan.
Pada waktu doa Kemuliaan (Gloria), Pater Reus melihat dirinya dikelilingi oleh malaikat yang bersama dia dengan lantang menyanyikan lagu pujian. Kerap kali ia merasakan bahwa dalam kejadian ini kata-katanya keluar dari mulutnya seperti nyala api yang membumbung tinggi ke hadapan Tuhan. "Puji-pujian," tulisnya, "membuat kebaikan bagi manusia yang lalai". Kemudian ketika aku mencium altar kulihat bagaimana ciuman itu kutekankan pada bibir kudus Yesus (14 September 1943).
Ketika pada tanggal 14 Mei 1941 ia mengucapkan Doa Persembahan, ia mendapatkan penglihatan berikut. " Seketika aku melihat diriku berlutut di hadapan Bapa Surgawi. Aku mempersembahkan hatiku kepada-Nya dengan kedua belah tanganku. Dengan penuh kasih Bapa membungkuk dan menerima hatiku dengan kedua belah tangan-Nya. Juga pada saat Pembasuhan Tangan, Pater Reus melihat Roh Kudus dan bagaimana Ia membagi kemurnia kepadanya.
Pada waktu Kudus (Sanctus) ia berdoa bersama paduan suara malaikat, yang berdiri menyembah di sekeliling tahta. Suatu penglihatan pada kata-kata, " Terberkatilah yang datang......" ditulis olehnya pada 27 Mei 1940 sebagai berikut, " Aku melihat di atasku Tuhan Penebus. Kemudia aku melihat para malaikat. Mereka mengiringi Tuhan ketika Ia turun ke dunia yang tak ada cinta untuk berkorban kembali dan tinggal bersama kita
Mukjizat yang sebenarnya dari cinta kasih Tuhan adalah pada Perayaan Ekaristi Kudus, yaitu Konsekrasi dan Komuni. Mukjizat ini bagi Pater Reus tak terlukiskan.
Konsekrasi
Pada tanggal 19 Februari 1943 ia menulis dengan penuh haru perasaan luar biasa yang dialaminya, " Pada saat konsekrasi roti, aku melihat dari Hati Bapa Surgawi keluar Kanak-Kanak Yesus. Aku melihat dengan jelas ketika aku mengucapkan kata-kata konsekrasi di atas piala".
Misteri Konsekrasi Kudus lebih diperlihatkan padanya pada 22 Oktober 1941, " Penebus yang baik sudah ada pada salib sebelum konsekrasi, kemudian datang Bapa Surgawi, di atas terlihat Roh Kudus dan lingkaran para malaikat. Pada Kata-kata 'ini adalah piala darah-Ku' aku melihat Darah Suci Yesus mengalir ke dalam piala yang kupegang."
Selanjutnya lebih dari sekali Pater Reus melihat pada waktu kata-kata konsekrasi 'Untuk pengampunan dosa', Darah Kudus mengalir ke semua penjuru.
Komuni
Dari mulai persiapan doa liturgi sampai dengan komuni suci, Pater Reus melihat kerinduannya kepada Tuhan dalam rupa nyala api yang keluar dari mulutnya dan naik (19 Juni 1938)
Dengan kata-kata "Tuhan, aku tidak pantas..." Pater Reus melihat lebih dari sekali bagaimana Penyelamat, baik sebagai Yang Tersalib atau pun dalam rupa kanak-kanak mengulurkan tangan-Nya kepadanya.
Pater Reus dapat melihat hasil dari doanya dan mengalaminya ketika membagi-bagikan Komuni kepada umat. ia menulis, " Ketika aku siap memberi Komuni kepada putera altar, di belakang mereka kulihat setan, yang semakin mundur pada setiap "Tuhan aku tidak layak". Suatu bukti kekuatan dari kerendahan hari, yang dipersiapkan orang pada waktu menerima Sakramen Mahasuci (27 dan 28 Februari 1941).
Ketika pada 10 April 1938 ia akan menerima Komuni, ia melihat dari Hosti Kudus yang ia pegang dalam tangannya, nyala api yang naik menuju ke mulutnya.
Pada tanggal 28 Februari 1941, saat Komuni Kudus, Pater Reus mengalami bagaimana dari altar keluar nyala api yang memukul-mukul ke belakang yang membuat setan yang berada di situ melarikan diri.
Berkat Imam
Pater Reus kerap kali menerangkan arti dari berkat imam. Ia dapat melihat bagaimana Tritunggal Kudus atau Sang Penebus bersama Dia memberi Berkat. Pernah ia melihat bagaimana Kanak-Kanak Yesus mengulurkan tanganNya ke atas dan bersamanya memberi berkat ilahi.
Pada waktu yang lain ia menjelaskan, " Ketika pada penutupan Misa Kudus, aku memberi berkat, kulihat di atasku Penebus pada salib, yang bersama denganku memberi berkat dengan satu tangan yang dilepaskan dari kayu salib."
Sumber: Misa Kudus Lautan Kerahiman. Marian Centre Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar